Jakarta – Penugasan Jenderal Polisi (Purn) Prof. H. Muhammad Tito Karnavian, Ph.D sebagai Menteri Dalam Negeri dan purna tugas dari Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), membuat sang istri Ibu Tri Tito Karnavian juga harus menarik diri dari organisasi Bhayangkari, yakni dalam jabatannya sebagai Ketua Umum Bhayangkari dan Ketua Pembina Yayasan Kemala Bhayangkari.
Dalam acara Penyerahan Tugas dan Tanggung Jawab Ketua Umum Bhayangkari dan Ketua Pembina Yayasan Kemala Bhayangkari kepada Wakil Ketua Bhayangkari dan Wakil Ketua Pembina Yayasan Bhayangkari di Auditorium STIK-PTIK, Jakarta Selatan Selasa (29/10/2019), Ibu Tri Tito Karnavian mengatakan, selama lebih dari tiga tahun dalam jabatannya, ia senantiasa bekerja keras untuk melaksanakan tugas yang diamanahkan kepadanya.
“Hari ini tanggal 29 Oktober 2019 hampir tiga setengah tahun saya menjabat sebagai ketua umum Bhayangkari dan juga selaku Ketua Pembina Yayasan Kemala, saya telah mencoba untuk bekerja keras untuk mewujudkan tujuan dan amanah yang diberikan kepada saya, melanjutkan kerja-kerja dari para senior-senior sebelumnya dalam melaksanakan program-program Bhayangkari dan Yayasan Kemala Bhayangkari,” terangnya.
Menurutnya, dalam mengemban amanah tersebut, meski terdapat kendala maupun pekerjaan yang menguras tenaga, ia berharap kerja keras tersebut dapat bermanfaat bagi keluarga besar Polri dalam menjaga ketertiban dan keamanan maupun meraih kepercayaan publik.
“Banyak sekali pekerjaan- pekerjaan yang cukup menguras waktu dan tenaga, namun tetap semua bantuan dan bimbingan ibu-ibu/bapak-bapak saya bisa melaksanakannya walaupun tidak sempurna, namun itulah hasil kerja kami Bhayangkari seluruh Indonesia. Semoga hasil kerja keras tersebut bisa bermanfaat bagi keluarga besar Polri dan Institusi Polri dalam mencapai tujuannya untuk menjaga ketertiban keamanan masyarakat dan yang pasti juga dalam meraih kepercayaan publik kepada Polri,” ujarnya.
Di akhir sambutannya, Ibu Tri Tito Karnavian memohon maaf, apabila selama kepengurusannya terdapat hal-hal yang tidak berkenan bagi seluruh pengurus maupun anggota Bhayangkari di Indonesia.
“Pastilah saya sebagai manusia biasa banyak kekurangan dan kekhilafan. Saya yakin dalam kebersamaan kita banyak sekali melakukan hal-hal yang tidak berkenan di hati. Untuk itu, saya mohon maaf lahir dan batin, tidak ada maksud saya untuk menyakiti bapak-bapak dan ibu-ibu semua. Semua adalah amanah yang diberikan kepada saya untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi,” pungkasnya.