Warta Indonesia
No Result
View All Result
Jumat, 23 Mei 2025
  • Login
  • Home
  • Daerah
  • Jabodetabek
  • Nasional
  • Dunia
  • Ekbis
  • Hukum
  • Politik
  • Indeks
Subscribe
No Result
View All Result
  • Home
  • Daerah
  • Jabodetabek
  • Nasional
  • Dunia
  • Ekbis
  • Hukum
  • Politik
  • Indeks
No Result
View All Result
Warta Indonesia
No Result
View All Result
Home

Terusir Speedway

Warta Indonesia
Senin, 23 September 2019
-- Opini
Bagikan di FacebookBagikan di Twitter

EMPAT hari kerja, tiga hari pesta.

Jumat malam saya tiba di Cardiff, Wales. Sudah jam 23.30. Pinggir jalan di depan hotel penuh manusia. Anak muda.

Mereka antre memanjang. Mengular. Entah berapa ratus meter. Polisi banyak di jalan itu. Lalu-lintas ditutup –kecuali taksi.

“Ada apa ini? ” tanya saya pada polisi.

“Diskotek,” ujar polisi. Sambil menunjuk lampu-lampu redup di dekat pintu masuk.

Udara tengah malam ini dingin –bagi saya. Atau sejuk –untuk ukuran mereka. Terbukti dari pakaian mereka –yang hehe sembrono. Terutama yang wanita.

Bagi yang tidak tahu Cardiff –seperti saya– tidak menyangka kalau ada diskotek di situ. Bahkan berjajar tiga.

Tidak ada pemandangan hingar-bingar dari luar. Tidak terdengar dentum disko dari jalan raya. Tidak ada kerlip-kerlip lampu di luarnya.

Pesta itu di dalam.

Dimulai jam 00.00

Antrenya sejak jam 23.30.

Saya pilih masuk hotel. Tidur. Hotel ini terlalu mahal untuk tidak ditiduri. Itu pun hanya malam ini. Besoknya sudah harus terusir. Belum tahu akan dapat hotel di mana. Semua hotel penuh. Pun sudah dengan harga empat kali lipatnya.

Rupanya lagi ada perhelatan besar di Cardiff. Itu di luar pengetahuan saya –jenis perhelatan apa itu.

“Speedway,” ujar petugas hotel.

Speedway?

Terserahlah apa pun itu. Saya harus tidur.

Besok pagi saya bisa jalan kaki cari sarapan sambil cari tahu.

Tapi pagi-pagi saya harus olahraga dulu di gym. Tidak ada senam DI’s Way di Cardiff.

Jam 8 saya baru bisa cari sarapan. Masih terlalu pagi untuk ukuran orang Cardiff.

Saya menyusuri trotoar. Kok sudah ramai. Banyak orang antre pula. Panjang.

Saya ikut antre. Entah untuk apa. Tapi wanita tua di sebelah saya baik hati. Justru dia yang lebih dulu bertanya.

“Anda tahu ini antre untuk apa?

Tidak tahu”.

“Saya sudah duga,” katanya pada suaminya. Umur mereka kira-kira hampir 70 tahun.

“Ini antre apa?” tanya saya.

“Beli buku. Untuk mendapat tanda tangan pembalapnya,” kata wanita itu.

“Hah? Pembalap? Balapan apa?”

“Speedway,” katanya.

Saya beruntung antre di dekat nenek ini. Dia bisa menjelaskan lengkap apa itu Speedway.

Saya berterus terang padanya: tidak tahu apa-apa tentang apa itu tadi.

Oh… Kalau di Indonesia itu disebut drag race. Tidak sama tapi sejenis. Beberapa kali saya pernah melihatnya. Bahkan pernah diminta mengibarkan bendera start.

Hanya saja jenis motor Speedway ini tanpa rem. Giginya (gear) hanya satu. Motornya kelihatan kecil tapi cc-nya 500.

Mesin motornya didesain khusus. Bahan bakarnya methanol – -untuk memperoleh spontanitas lebih tinggi dan kecepatan maksimal. Methanol itu harus murni –tidak boleh ada tambahan, additive, apa pun.
DI’s Way antre buku bersama sang nenek dan suaminya.

Kok nenek itu menguasai Speedway?

“Saya sudah menyukainya sejak umur 9 tahun,” ujar si nenek.

Hah?

Saya tidak tahu sama sekali apa itu Speedway –sampai umur saya mendekatinya.

“Suami saya ini juga tidak tahu Speedway. Ia hanya mengantar saya,” katanya. Sambil mengejek suaminya. Yang diejek memegang tangan istrinya lalu menggoyang-goyangkannya. Kami pun tertawa. Sambil beringsut maju.

“Nontonlah nanti sore. Jam 5. Tapi jam 3 sudah harus di stadion,” katanya. “Dekat kok. Lampu bangjo itu belok kiri sedikit,” tambahnya.

Setengah jam kemudian kami tiba di pintu masuk. Ternyata ini sebuah restoran. Kebetulan.

Nama restoran ini ‘Revolution’. Para pembalap Speedway sering ke sini. Lokasinya memang dekat stadion Speedway. Pun hanya di seberang Castle kuno yang indah.

Di bagian depan restoran ini dipajang dua sepeda motor. Itulah motor yang pernah dipakai pembalap Inggris Tai Woffinden. Si juara dunia –yang kini sudah digeser oleh anak muda Polandia, Rusia dan Denmark.

Tapi Tai masih tetap jadi kebanggaan orang Inggris.

Hari itu Tai meluncurkan buku yang ia tulis. Mengenai dirinya dan Speedway. Judulnya: Raw Speed.

Inilah untuk pertama kalinya saya berfoto dengan motor Speedway. Juga dengan pembalapnya.

Keluar dari restoran itu Kota Cardiff sudah berubah! Jam 9 pagi suasana pusat kota sudah seperti karnaval.

Kian siang kian meriah. Apalagi setelah pukul 1 siang. Kota Cardiff sudah pesta. Jalan-jalan seperti mode show –tanpa tema.

Segala macam pakaian dipamerkan. Segala macam cara mengenakannya dipertontonkan. Segala macam kesembronoan tank top-nya ditonjolkan. Atau short pan-nya digeolkan.

Ada juga satu rombongan hitam-hitam. Berpakaian Pastor. Lengkap dengan topi Pastor di kepala dan salib di dada. Juga membawa dupa yang digoyang-goyang di depan tubuh mereka.

Mereka meneriakkan –mungkin doa– pembalap idola mereka.

Pun bendera banyak negara berkibar –Inggris, Polandia, Rusia, Denmark dan banyak lagi. Mula-mula saya kaget. Kok banyak bendera Indonesia. Ups –sekali ini saja pakai ups di naskah ini –ternyata itu bendera Polandia: Putih Merah.

Sekarang ini juara dunianya memang Polandia: Bartosz Zmarzlik. Umur 32 tahun.

Juara keduanya –hati-hati membaca nama ini– Emil Saifutdinova. Dari Rusia. Ia kelahiran Kota Salavat. Di Provinsi Bashkortostan, tidak jauh dari Kazakhstan.

Juara tiganya yang Denmark: Leon Madsen.

Tiga-tiganya terjun ke Grand Prix putaran ke 9 tahun ini di Cardiff.

Sayang saya saya harus terusir dari hotel. Tidak dapat kamar pengganti –pun di hotel lain. Ada kamar lux di hotel lux –tapi tarifnya Rp 75 juta satu malam.

Saya pilih ke stasiun kereta api –satu jam sebelum Speedway dimulai. Saya mencoba menyingkir dulu satu malam ini ke kota terdekat: Swansea.

Pasti ada kamar kosong di Swansea sana. Dalam perjalanan satu jam ini pikiran saya di Speedway. Pada nenek yang gila Speedway tadi. Alangkah berjingkraknya dia. [**]

Tags: Dahlan IskanDiswayOpini

Previous Post

Viral Duluan, Negeri Di Atas Awan Lebak Minim Fasilitas Penunjang

Next Post

Ronaldo Manyun, Lionel Messi Jadi Pemain Terbaik Dunia FIFA 2019

BeritaTerkait

Opini

Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru Indonesia Bebas dari Praktik Korupsi

Rabu, 8 Februari 2023
Hukum

Hukum Harus Tegak, Sekalipun Harus Tangkap Lukas Enembe

Rabu, 21 September 2022
Opini

Sepeda, Pesepeda, Bersepeda Saat Pandemi Peluang dan Tantangan

Rabu, 14 Juli 2021
Opini

Estafet Hijrah

Kamis, 20 Agustus 2020
Load More
Next Post

Ronaldo Manyun, Lionel Messi Jadi Pemain Terbaik Dunia FIFA 2019

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Warta Terkini

Jubir Kemenperin: Kemenperin Dukung Pengawasan Ketat di PLB dan KB untuk Lindungi Industri Dalam Negeri

Kingston Dukung Masa Depan: Memungkinkan Masa Depan AI dengan Solusi Performa Tinggi di COMPUTEX 2025

OPPO dan Discovery Channel Hidupkan Momen Perayaan Budaya Dunia di Hari Keanekaragaman Budaya 2025

El’ Dablek Aldi Satya Mahendra Tembus 5 Besar, Makin Buktikan Predikat Pembalap Kelas Dunia

Samsung x Lazada Super Brand Day 2025: All-Star Sale Telah Hadir

Hitachi Vantara Luncurkan Virtual Storage Platform 360, Solusi Perangkat Lunak Manajemen Data Baru yang Menawarkan Pengalaman yang Lebih Sederhana dan Efisien

Topang Ketahanan Pangan Nasional, Balai Kemenperin Raih Akreditasi Internasional

Dorong Operasional Ramah Lingkungan, Pertamina Resmikan PLTS Atap Terbesarnya

Populer

  • Margaret Aliyatul Maimunah Ketua Umum PP Fatayat NU 2022-2027

    Profil Margaret Aliyatul Maimunah Ketua Umum PP Fatayat NU Periode 2022-2027

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Metro Moskow Merayakan 90 Tahun sebagai Salah Satu Sistem Transit Terbesar di Dunia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Topang Ketahanan Pangan Nasional, Balai Kemenperin Raih Akreditasi Internasional

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spill Fitur Keren Galaxy A36 5G yang Jarang Diketahui

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sukses Gelar AirAsia RedRun 2025, Ribuan Peserta Padati Nusa Dua dalam Perayaan Sport Tourism dan Gaya Hidup Sehat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Facebook Twitter Instagram Youtube
Warta Indonesia

Tentang Kami | Redaksi | Disclaimer | Contact

Pedoman Media Siber | Privasi Policy

SOP Perlindungan Wartawan 

© 2021-2024 Wartaindonesia.co.id | Portal Berita & Informasi Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Daerah
  • Jabodetabek
  • Nasional
  • Dunia
  • Ekbis
  • Hukum
  • Politik
  • Indeks

© 2021-2024 Wartaindonesia.co.id | Portal Berita & Informasi Indonesia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist