Warta Indonesia
No Result
View All Result
Senin, 30 Juni 2025
  • Login
  • Home
  • Daerah
  • Jabodetabek
  • Nasional
  • Dunia
  • Ekbis
  • Hukum
  • Politik
  • Indeks
Subscribe
No Result
View All Result
  • Home
  • Daerah
  • Jabodetabek
  • Nasional
  • Dunia
  • Ekbis
  • Hukum
  • Politik
  • Indeks
No Result
View All Result
Warta Indonesia
No Result
View All Result
Home Ekbis

Fake Work

Warta Indonesia
Sabtu, 24 Juli 2021
-- Ekbis
Bagikan di FacebookBagikan di Twitter

Berapa banyak jam kerja yang Anda habiskan untuk proyek, proposal, dokumen, dan rapat? Apa yang Anda hasilkan selama menghabiskan waktu tersebut? Apakah hasilnya memberikan manfaat? Atau Anda merasa tidak menghasilkan apa? Atau kalau pun menghasilkan sesuatu, terasa tidak berguna atau diabaikan?

Di ke kafe,  restoran, hotel, atau acara olahraga pada malam tertentu, serig dijumpai orang-orang saling bertelpon, memeriksa pesan suara, membaca email terkait pekerjaan, pesan atau diskusi via WhatsApp di smartphone mereka. Bahkan di pesawat, kereta, termasuk kereta komuter pada pukul 06.00 pagi saat sibuk-sibuk berangkat kerja, dan sore hari saat pulang kerja, orang-orang bekerja.

Di bandara, stasiun bisa dijumpai orang-orang yang secara rutin bepergian ke kota yang jauh di siang hari untuk bekerja dan pulang ke rumah pada pukul sepuluh malam, sering kali beberapa malam dalam seminggu. Sebagian mungkin yang didiskusikan adalah masalah pekerjaan.

Yang dikerjakan orang sehari-hari seakan ditentukan oleh pekerjaan. Bila urusan pekerjaan, orang sering terlena dan lupa waktu. Orang bekerja lebih keras dan lebih cepat dari sebelumnya, dan melakukannya dengan jadwal 24/7.

Relatitasnya, kerja keras tidak sama dengan kerja nyata. Setengah dari pekerjaan yang dilakukan sebagian orang menghabiskan waktu yang berharga tanpa mungkin saja tidak memberikan kontribusi memperkuat kelangsungan hidup organisasi dalam jangka pendek atau panjang.

Singkatnya, itu fake work atau pekerjaan palsu. Pekerjaan palsu tidak hanya menguras sumber daya perusahaan tanpa meningkatkan labanya, tetapi juga mencuri keyakinan, perhatian, dan moral positif dari karyawan, dan menambah beban pergantian karyawan yang tinggi, gangguan komunikasi, dan pola budaya produktivitas yang buruk.

Dalam buku Fake Work: Why People Are Working Harder than Ever but Accomplishing Less, and How to Fix the Problem, business consultants Brent D. Peterson dan Gaylan W. Nielson menyebut pekerjaan palsu adalah pekerjaan yang tidak tepat sasaran atau selaras dengan strategi dan tujuan perusahaan. Pernyataan ini mungkin tampak sederhana, tetapi realitasnya seperti yang ditemukan Peterson dan Nielson, pekerjaan palsu sangat banyak ditemui di tempat kerja.

Maksudnya, banyak pekerjaan yang dilakukan orang dan yang banyak menghabiskan waktu, ternyata tidak memberikan kontribusi bagi perkembangan perusahaan atau kantor tempat mereka bekerja. Secara sederhana, pekerjaan itu hanya  membuang waktu dan sumber daya, bahkan menguras uang dan moral perusahaan.

Kemarin, selama tiga hari berturut-turut saya menjadi reviewer presentasi beberapa pelaku bisnis yang menampilkan kinerja layanan (customer service) mereka. Yang menarik, hampir semua perusahaan menampilkan kinerja yang di atas ekspektasi mereka atau dalam stuasi pandemic seperti sekarang ini kinerja services mereka mengalami kenaikan.

Mereka juga menampilkan kinerja bisnis yang menggembirakan. Penjualan mereka mereka mencapai harapan seperti yang ditargetkan bahkan diantaranya ada yang melebihi target. Ini ditunjukkan oleh pencapaian mereka terutama pada periode Januari 2020 dan Juni 2020 yang pencapaiannya lebih tinggi dari periode tahun sebelumnya.

Relatias ini berbeda dengan temuan Peterson dan Nielson yang menunjukkan bahwa di semua organisasi yang mereka pelajari, sekitar setengah pekerjaan yang dilakukan orang gagal untuk memajukan strategi organisasi.

Bila ditanya bagaimana mereka bisa mencapai target, kuncinya adalah ketika individu, tim, dan organisasi fokus pada pekerjaan yang mereka lakukan, keajaiban produktivitas mulai terjadi. Ketika Peterson dan Nielson melakukan penelitian yang berfokus pada pekerjaan, mereka banyak menemukan hal-hal penting.

Salah satu temuannya, banyak kerja keras yang dilakukan orang untuk organisasinya tidak  menghubungkan orang dengan strategi yang sebenarnya, yakni membantu organisasi mencapai tujuannya.

Tags: BisnisEkonomiIndonesiaNasionalNusantaraPress ReleaseSiaran PersWarta

Previous Post

Rayakan Hari Anak Nasional, McDonald’s Hibur 400 Anak Panti Asuhan

Next Post

KALOG, Pemain Baru yang Patut Diperhitungkan

BeritaTerkait

Ekbis

AirAsia X Luncurkan Rute Baru ke Tashkent Uzbekistan, Perkuat Konektivitas Asia Tenggara–Asia Tengah

Senin, 23 Juni 2025
Ekbis

NEC Indonesia Perkenalkan Integrated Command Control Centre untuk Kawasan Industri di Munas HKI ke-9 Tahun 2025

Sabtu, 21 Juni 2025
Ekbis

Anti Lag & Frame Drop, Galaxy A36 5G Teman Gaming Unggulan

Kamis, 19 Juni 2025
Ekbis

Rayakan 16 Tahun Sebagai Maskapai Berbiaya Hemat Terbaik, AirAsia Luncurkan Livery Emas

Kamis, 19 Juni 2025
Load More
Next Post

KALOG, Pemain Baru yang Patut Diperhitungkan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Warta Terkini

Panen Raya Kopi Ijen, Wapres Dukung Peningkatan Produktivitas, Hilirisasi dan Branding Kopi Indonesia

Tinjau Pasar Rogojampi Banyuwangi, Wapres Gibran Cek Inflasi dan Dorong Penguatan UMKM Pasar Rakyat

Melalui Panggilan Video, Wapres Minta Menhut Percepat Tindak Lanjut Tukar Guling Tanah Desa Sumberagung

Berbagi Kebahagiaan, Wapres Ajak Anak-Anak Belanja Perlengkapan Sekolah di Banyuwangi

Wapres Gibran Dorong Produk UMKM PNM Mekaar di Banyuwangi Naik Kelas

Wujudkan Swasembada Gula, Wapres Dorong Aksi Nyata dan Sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah

Tinjau Panen Raya Tebu di Banyuwangi, Wapres Dukung Swasembada Gula Nasional

AirAsia X Luncurkan Rute Baru ke Tashkent Uzbekistan, Perkuat Konektivitas Asia Tenggara–Asia Tengah

Populer

  • Review Spesifikasi HP Oppo, Menonjolkan Triple Camera Dan Layar 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Samsung Solve for Tomorrow 2025 Dibuka Untuk Anak Muda Indonesia Berinovasi Untuk Dunia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Profil Drs. Ahmad Fauzi, dari Pesantren ke Parlemen

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Melalui Panggilan Video, Wapres Minta Menhut Percepat Tindak Lanjut Tukar Guling Tanah Desa Sumberagung

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Miliki Kedisiplinan Tinggi, Wapres Harapkan Nasabah PNM Mekaar Bondowoso Naik Kelas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Facebook Twitter Instagram Youtube
Warta Indonesia

Tentang Kami | Redaksi | Disclaimer | Contact

Pedoman Media Siber | Privasi Policy

SOP Perlindungan Wartawan 

© 2021-2024 Wartaindonesia.co.id | Portal Berita & Informasi Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Daerah
  • Jabodetabek
  • Nasional
  • Dunia
  • Ekbis
  • Hukum
  • Politik
  • Indeks

© 2021-2024 Wartaindonesia.co.id | Portal Berita & Informasi Indonesia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist