Jakarta – Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengaku sangat mengagumi sosok Wakil Presiden Jusuf Kalla. Jenderal Tito menyebut sosok JK akan sulit ditemui di waktu yang lama.
“Bagi saya, dari hati yang paling dalam dan tulus ikhlas, bapak role model saya,” kata Tito di hadapan JK dalam acara upacara Pengantar Purnatugas Wapres Jusuf Kalla di Auditorium PTIK-STIK, Jalan Tirtayasa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (18/10/2019).
Kapolri mengungkap mengapa JK menjadi panutannya. Menurut Jenderal bintang empat ini, JK punya dedikasi yang tinggi untuk bangsa Indonesia sejak era Presiden Soeharto.
Perlu diketahui rekan-rekan kepolisian, kenapa Bapak role model saya. Bapak legenda yang masih eksis di Indonesia. Kita perlu waktu berpuluh tahun atau waktu mendatang yang cukup lama untuk menemukan sosok yang setara Pak Jusuf Kalla,” ungkap Jenderal Tito.
“Beliau pengusaha yang sukses, dari lokal beranjak jadi konglomerasi. Memiliki jaringan bisnis di berbagai bidang dan sukses dan bersih. Beliau juga politisi, tidak main-main, menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Beliau adalah tokoh senior di Golkar yang sangat dihormati,” sambung dia.
Kapolri kemudian mengungkap pernah dibela oleh JK saat menangani konflik sosial di Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng) yang riskan dituding melanggar hak asasi manusia (HAM). Jenderal Tito menuturkan saat konflik pecah, kontak senjata terjadi sekitar kurang lebih 1,5 tahun di wilayah Tanah Runtuh dan sebanyak 16 orang tewas.
“Saat saya dan Pak Idham (Kabareskrim Komjen Idham Azis) menangani konflik Poso, terjadi kontak senjata hampir lebih kurang 1,5 tahun yang berpusat di Tanah Runtuh. Saat itu 16 orang tertembak, tentu akan jadi isu pelanggaran HAM dan rata-rata para petinggi menyalahkan” kata Kapolri.
Kala itu, Kapolri berkesempatan melaporkan kejadian di Poso kepada Jusuf Kalla yang menjabat sebagai Menko Kesra. Tak seperti pejabat lainnya, Jusuf Kalla justru memberikan pembelaan.
“Ketika menghadap Bapak (JK), pertanyaan Bapak hanya singkat saja, ‘Apakah yang meninggal dunia itu membawa senjata?’. (Tito menjawab) ‘ya’, kami bisa buktikan bawa senjata, kami menyita 300 senjata dan 40 ribu butir peluru’,” ucap Kapolri menggambarkan percakapannya dengan JK saat itu.
Setelah mendengar jawabannya, tambah Jenderal Tito, JK menekankan langkah-langkah yang dilakukan kepolisian adalah benar. JK, kata Kapolri, juga berhasil mencairkan suasana konflik Poso dengan membuka dialog antar tokoh masyarakat dan mendirikan rumah ibadah bagi umat Muslim serta sekolah pendeta bagi Protestan.
“Jawaban Bapak sangat singkat, ‘Kalian benar, di negara ini tidak ada yang boleh pegang senjata selain TNI dan Polri, saya akan back up’, itu rasanya membesarkan hati,” ujar Jenderal Tito.
“Dan bukan hanya itu, Bapak datang ke Poso, kumpulkan tokoh-tokoh masyarakat Palu dari dua komunitas, memberikan penjelasan dan mereka bisa memahami, suasana jadi kendor. Bapak mendirikan pesantren setara Gontor di Poso Pesisir dan sekolah teologi,” pungkas dia.
JK akan mengakhiri masa jabatannya sebagai Wakil Presiden RI selama 10 tahun pada 19 Oktober 2019. Esok harinya, Jokowi – Ma’ruf Amin akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih 2019 – 2024.