NALURI.ID. Tahun 2019 jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan sekitar 266 juta jiwa. Salah satu titik waktu yang akan menjadi acuan untuk mencapai kemajuan adalah tahun 2045.
Saat itu jumlah penduduk Indonesia diperkirakan berjumlah 318 juta jiwa. Tetapi dengan asumsi angka kelahiran (TFR) mulai tahun 2020 sudah dibawah target 2,1.
Pernyataan itu disampaikan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) Eko Putro Sanjodjo saat membuka Musyawarah Nasional ke IV Koalisi Kependudukan Indonesia di ICE BSD, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Kamis, (12/9).
“Jadi, kalau program keluarga berencana berhasil, kita akan mencapai jumlah penduduk sebanyak 318 juta jiwa di tahun 2045. Tetapi jika meleset, perkiraannya bisa mencapai 325 juta sampai 330 juta jiwa. Ini merupakan tugas kita bersama untuk memastikan bahwa program keluarga berencana bisa berjalan dengan baik,” katanya
Menurut Eko, hasil proyeksi penduduk berdasarkan survei data penduduk (SUPAS) tahun 2015 menunjukan bahwa rasio ketergantungan yang menjadi indikator bonus demografi, akan berada di titik terendah selama periode 2020 sampai 2024 dan diperkirakan bahwa puncak bonus demografi terjadi pada tahun 2020 sampai 2030.
Presiden Jokowi mengatakan puncak periode bonus demografi akan terjadi di tahun 2020 sampai 2024. Tapi faktanya, puncak periode bonus demografi memendek menjadi hanya 2020 sampai 2021.
Berarti kita punya waktu hanya satu tahun untuk melakukan loncatan memanfaatkan periode bonus demografi yang begitu sempit,” ujarnya.
“Kalau kita melakukan cara-cara yang biasa, kita tidak akan mencapai kemajuan yang besar. Kita bisa mentransformasikan bonus demografi menjadi lompatan bonus kesejahteraan buat Indonesia kalau kita melakukan terobosan-terobosan atau inovasi dan strategi yang bisa dilaksanakan untuk menuju lompatan kemajuan,” terangnya.
Sementara, Ketua Umum Koalisi Kependudukan Indonesia, Sonny Harry B Harmadi mengatakan, pembangunan sumber daya manusia (SDM) menjadi prioritas dalam pembangunan lima tahun kedepan.
Alasan SDM menjadi prioritas, menurutnya karena Indonesia berada dalam bonus demografi. Presiden Jokowi dalam pidato kenegaraannya, untuk pertama kalinya menyebut bonus demografi dan syarat untuk mewujudkan lompatan kemajuan Indonesia adalah dengan cara memanfaatkan bonus demografi.
“Jadi, Indonesia punya potensi yang begitu besar dengan bonus demografi dan kalau bonus demografi ditransformasikan menjadi bonus kesejahteraan, maka kita mengalami loncatan yang luar biasa. Presiden mengatakan bahwa Indonesia akan mampu mentransformasi bonus demografi menjadi bonus lompatan kemajuan jika bisa menciptakan SDM unggul,” pungkasnya. [nlr]