NALURI.ID Badan anak-anak PBB (UNICEF) dalam sebuah pernyataan (Rabu, 25/9), mengatakan bahwa kebakaran hutan yang terjadi menempatkan hampir 10 juta anak dalam bahaya karena polusi udara.
Diektahui, kebakaran hutan yang terjadi di sejumlah titik di wilayah Indonesia beberapa waktu terakhir menyebabkan banyak kerugian serta korban.
Salah satu kelompok yang paling terkena dampak dari kebakaran tersebut adalah anak-anak.
Kabut beracun menjadi perhatian di kawasan Asia Tenggara dalam beberapa pekan terakhir.
Akibatnya, ribuan sekolah di Indonesia dan Malaysia yang terkena dampak ditutup karena kualitas udara yang buruk.
Gambar-gambar yang beredar di media sosial menunjukkan langit memerah darah di atas provinsi Jambi yang terkena dampak terburuk kabut asap. Sementara rumah sakit penuh dengan orang-orang yang mengeluhkan gangguan pernapasan.
Sebuah pernyataan, UNICEF mengatakan bahwa hampir 10 juta orang di bawah 18 tahun, seperempat di antara mereka berusia di bawah lima tahun, tinggal di daerah-daerah yang paling terkena dampak parah di pulau Sumatera dan sebagian Kalimantan.
UNICEF mengkhawatirkan kesehatan anak-anak tersebut. Pasalnya, anak-anak kecil sangat rentan karena sistem kekebalan tubuh yang belum berkembang.
UNICEF juga mengkhawatirkan bayi yang lahir dari ibu yang terpapar polusi selama kehamilan. Pasalnya, mereka akan mungkin memiliki masalah seperti berat badan rendah.
“Kualitas udara yang buruk adalah tantangan yang berat dan terus berkembang bagi Indonesia,” kata Debora Comini dari UNICEF.
“Setiap tahun, jutaan anak menghirup udara beracun yang mengancam kesehatan mereka dan menyebabkan mereka bolos sekolah, mengakibatkan kerusakan fisik dan kognitif seumur hidup,” sambungnya, seperti dimuat The Guardian. [nlr]