Polisi Gelar Prarekonstruksi Tertutup Kasus Penembakan Brigadir J

Ilustrasi/Net

WARTA INDONESIA – Polisi menggelar prarekonstruksi terkait kasus dugaan penembakan Brigadir J di Balai Pertemuan Metro Jaya (BPMJ) Jumat (22/7) malam.

Prarekonstruksi ini digelar secara tertutup. Dari kaca jendela BPMJ, terlihat ada sejumlah anggota kepolisian di dalam gedung tersebut.

Kemudian, juga terlihat ada beberapa anggota yang berada di tangga di dalam gedung BPMJ. Mereka tampak sedang memperagakan adegan dalam prarekonstruksi.

Sempat terlihat ada flash dari kamera, diduga itu merupakan pengambilan gambar dari adegan prarekonstruksi tersebut.

Berdasarkan pengamatan, ada salah satu adegan di mana seorang anggota memperagakan adegan dengan membawa sebuah pistol di tangga. Pistol itu tampak diarahkan ke orang lain yang berada di bawahnya.

Saat dikonfirmasi terkait prarekonstruksi ini, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan akan melakukan pengecekan lebih dulu.

“Coba saya tanyakan dulu,” kata Dedi.

Polda Metro Jaya menangani dua laporan polisi yang mulanya ditangani oleh Polres Metro Jakarta Selatan. Pertama soal laporan dugaan pencabulan dan ancaman pembunuhan.

Brigadir J diklaim tewas dalam insiden saling tembak dengan Bharada E di rumah dinas Polri Irjen Ferdy Sambo, Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7). Namun, peristiwa itu baru diungkap pada Senin (11/7).

Untuk mengusut kasus ini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah membentuk tim khusus. Selain itu, Komnas HAM juga melakukan penyelidikan secara independen terhadap kasus itu.

Kasus ini menjadi sorotan setelah pihak keluarga mengungkap sejumlah kejanggalan. Menurut versi polisi, penembakan terhadap Brigadir J bermula dari aksi pelecehan seksual terhadap Istri Ferdy Sambo.

Istri Sambo lalu teriak hingga membuat Brigadir J keluar kamar. Bharada E, yang juga sedang di rumah, bertanya kepada Brigadir J ihwal apa yang terjadi.

Masih berdasarkan keterangan polisi, Brigadir J langsung menembak ke arah Bharada E. Baku tembak lalu terjadi antara keduanya hingga membuat Brigadir J meninggal dunia.

Namun, keluarga Brigadir J tidak puas dengan penuturan Mabes Polri. Keluarga menyebut jenazah Brigadir J juga ditemukan sayatan serta jari tangan yang putus. Mereka merasa kematian Brigadir J bukan karena baku tembak.

Exit mobile version