Polda Jabar Tangkap Pelaku Curanmor dan Pemalsu STNK

Sindikat pencurian mobil sekaligus pemalsuan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dibongkar polisi. Dalam kasus ini, Direktorat Reserse Kriminal Umum (Rekrimum) Polda Jabar, menangkap 11 tersangka dan menyita sebanyak 42 unit mobil berbagai merek.

‘’Sindikat ini mencuri sekaligus membuat STNK palsu untuk menghilangkan jejak,’’ kata Kapolda Jabar Irjen Pol Drs Rudy Supahriady kepada para wartawan, Senin (11/11) di Mapolda.

Dari 11 tersangka yang diamankan, kata Kapolda,  enam orang berperan sebagai pelaku pencurian kendaraan (pemetik) dan tiga tersangka sebagai pemalsu STNK. Dua tersangka diketahui sebagai pegawai Pengadilan  Negeri Bale Bandung. Dia berperan memalsukan surat penitipan dan perawatan barang bukti. ‘’Mereka memiliki peran masing-masing,’’kata dia.

Mobil hasil curian yang telah dilengkapi dengan STNK palsu tersebut, kata Kapolda, kemudian diperjualbelikan oleh para tersngka kepada masyarakat umum. Puluhan mobil tersebut dicuri dari sejumlah lokasi di Kota Bandung dan sekitarnya.  ‘’Mobil dicuri dari tempat parkir pinggir jalan hingga yang parkir di rumah-rumah warga. Mereka menggunakan kunci leter T saat membobol mobil tersebut,’’ujar dia.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Reskrimsus) Polda Jabar, Kombes Pol Samudi, SiK, mengatakan, tiga tersangka yang berperan sebagai pembuat STNK palsu melakukan aksinya dengan menghapus data kendaraan asli. Setelah dihapus, kemudian dibuat nomor kendaraan palsu hingga menyerupai yang asli.

’’Sepintas STNK palsu itu mirip yang asli. Namun setelah dicermati baru diketahui bahwa STNK itu palsu,’’ katanya.

Samudi membenarkan dua pelaku yang diamankan merupakan oknum pegawai PN Bale Bandung. Keduanya berperan membuat surat penitipan perawatan barang bukti.

‘’Surat penitipan perawatan ini dibuat agar seolah-olah kendaraan dalam proses peradilan. Namun surat tersebut ilegal karena dibuat oleh oknum pegawai pengadilan,’’ tuturnya.

Para tersangka pencuri mobil dijerat dengan pasal yang berbeda. Enam tersangka dijerat Pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman tujuh hingga sembilan tahun penjara. Sedangkan tiga tersangka pemalsuan STNK dan dua tersangka oknum pegawai pengadilan pemalsu surat penitipan barang bukti dijerat Pasal 263 KUHP dengan ancaman hukuman enam tahun penjara.

Exit mobile version