Batam – Sejak bergulirnya wacana bakal majunya Isdianto pada Pilkada Kepri 2020, dukungan dari berbagai elemen masyarakat terus berdatangan. Dukungan tersebut lantaran Isdianto diyakini sebagai penerus perjuangan trah Melayu yang sempat digawangi oleh Almarhum HM Sani.
Demikian disampaikan oleh pengamat Pilkada Kepri, Indira Nainggolan. Menurut Indira, posisi Isdianto yang kini menjabat sebagai Plt Gubernur Kepri semakin membulatkan dukungan masyarakat untuknya agar ikut pada Pilkada mendatang.
“Kehadiran Isdianto pada panggung politik Kepri nampaknya sudah ditakdirkan. Bayangkan, sosok birokrat seperti Isdianto tak disangka bisa menduduki posisi nomor satu di Kepri. Ini semacam uji coba sebelum pemilihan yang sebenarnya digelar, apakah Isdianto mampu memimpin Kepri,” ungkap Indira, Minggu (05/07).
Lebih lanjut, pengamat lulusan UGM tersebut juga mengatakan bahwa posisi dukungan masyarakat untuk duet Sani-Nurdin (Sanur) pada periode lalu diprediksi akan sangat mudah beralih mendukung Isdianto. Salah satu faktor yang bisa menjelaskannya adalah kekuatan figur Isdianto yang merupakan adik kandung HM Sani.
“Saya kira masyarakat Kepri akan lebih mudah mendukung Isdianto ketimbang berpaling mendukung calon lain. Kalau dulu Muhammad Sani berhasil mendulang suara diangka 56 persen, bisa saja Isdianto mengantongi angka yang sama. Itu karena pendukung Sanur diprediksi solid, belum ditambah faktor pribadi dan pasangannya nanti,” imbuhnya.
Terkait wacana Marlin Agustina yang bakal maju mendampingi Isdianto, Indira menilai keduanya akan saling mendapat keuntungan elektoral. Bahkan, jika Marlin berduet dengan figur lain, bisa jadi tidak akan menambah dukungan elektoral.
“Jadi faktor duet Isdianto-Marlin adalah keduanya memiliki daya jual yang kuat di masyarakat. Misalnya Marlin menguasai area Kota Batam dengan jaringan ibu-ibu, dan Isdianto di Area yang lain. Tetapi ini beda cerita jika Marlin berudet dengan figur lain, Ansar misalnya,” tukasnya.
Sebagai penguat, Indira menegaskan duet Soerya-Ansar di periode lalu kalah dengan duet Sani-Nurdin. Kini Soerya dan Ansar pecah dengan sendirinya kekuatan berkurang. Waktu bersatu saja mereka kalah oleh Sani-Nurdin. “Jadi dengan siapapun Isdianto maju, jika dukungan pemilih Sanur solid, ia akan memenangkan kontestasi,” pungkasnya.