Berbagai peristiwa terjadinya bentrokan antara warga Suku Anak Dalam (SAD) atau biasa disebut orang rimba dengan warga masyarakat di Provinsi Jambi sering menimbulkan korban jiwa. Terakhir sejak tahun 1999 hingga 2016 tercatat 15 orang meninggal dunia disebabkan adanya bentrok dan konflik sosial antara kedua kelompok tersebut. Salah satu faktor penyebab terjadinya konflik ialah rendahnya pendidikan dan perbedaan tingkat pemikiran dari warga Suku Anak Dalam (SAD) dengan warga masyarakat sekitar. Perbedaan inilah yang seringkali menimbulkan kesalahpahaman antar perorangan sehingga berujung konflik kelompok kemudian menjadi konflik sosial.
Melihat situasi tersebut, Satuan Brimob Polda Jambi melalui Batalyon B Pelopor memiliki inisiatif untuk berperan langsung dalam memberikan solusi dengan cara edukasi dan pembelajaran kepada warga Suku Anak Dalam (SAD) yang bermukim di wilayah sekitar warga masyarakat.
Disamping mengemban tugas pokoknya menjaga Kamtibmas, kegiatan edukasi kepada warga SAD oleh Satuan Brimob Polda Jambi dimulai sejak bulan Maret 2015 dan masih berlangsung hingga saat ini dengan melaksanakan patroli rutin di wilayah yang memiliki tingkat kriminilitas yang tinggi, salah satunya area pemukiman Suku Anak Dalam (SAD).
Kurangnya sosialisasi dan komunikasi antara warga SAD dan masyarakat sekitar berdampak adanya jarak antara kedua kelompok. Hal ini juga berpengaruh terhadap akses warga SAD yang berkeinginan untuk menyekolahkan anaknya di sekolah formal. Tidak banyak jumlah anak-anak SAD yang mau dan bisa merasakan bangku sekolah. Disamping kurangnya sosialisasi dan komunikasi, warga Suku Anak Dalam (SAD) sendiri masih memelihara tradisi “Melangun” atau tradisi berpindah-pindah tempat dalam waktu lama.
Komandan Satuan Brimob Polda Jambi berinisiatif melakukan inovasi patroli edukasi berupa belajar baca, tulis dan berhitung . Selain itu fasilitator dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang menimbulkan konflik antar warga masyarakat dengan warga Suku Anak Dalam (SAD). Beberapa wilayah pedalaman dan pelosok pemukiman Suku Anak Dalam (SAD) di Provinsi Jambi yang menjadi sasaran patroli edukasi antara lain kelompok SAD di Desa Pauh Menang, Desa Pelakar Jaya – SPC dan di Desa Sialang – A4 Kecamatan Pamenang.
Komandan Batalyon B Pelopor Satuan Brimob Polda Jambi, Kompol Asep Sujarwadi SI.K, M.Si yang menerjunkan langsung anggotanya dilapangan menjelaskan tantangan yang dihadapi anggota dalam memberikan pembinaan kepada warga Suku Anak Dalam (SAD). “Memberikan edukasi SAD tidaklah mudah, namun berkat keteguhan dan kesabaran anggota disertai tekad jiwa ragaku demi kemanusiaan akhirnya beberapa kelompok SAD berhasil dilakukan pembinaan dan edukasi”, Jelas Kompol Asep.
Menurutnya, perlu proses yang panjang untuk dapat diterima menjadi bagian dari warga SAD terutama dalam memberikan edukasi dan proses pembelajarannya sehingga hal ini perlu dukungan semua pihak. Seperti pada bulan Maret 2017 lalu, Menteri Sosial berkesempatan mengunjungi dan meresmikan sarana edukasi berupa Rumah Pintar yang merupakan hasil kerjasama antara Kementerian Sosial RI, Satuan Brimob Polda Jambi dan Pemda Merangin. Pada kegiatan itu Mensos RI menyampaikan apa yang dilakukan Satuan Brimob Polda Jambi kepada kelompok Suku Anak Dalam (SAD) di Merangin adalah role model yang bisa dijadikan contoh, dimana elemen-elemen terdekat memberikan edukasi dan advokasi kepada kelompok terpencil seperti Suku Anak Dalam.