Langkah Mayasari Grup Calonkan Azies Rismaya Mahfud di Pilkada Kabupaten Tasikmalaya Dapat Penolakan Warga

TASIKMALAYA – Meski Pemilihan Bupati Tasikmalaya masih lama, namun keriuhan pesta demokrasi 5 tahunan tersebut sudah mulai terasa. Belum lama ini keluarga besar Mayasari Grup resmi mengumumkan H. Azies Rismaya Mahfud sebagai calon bupati (Cabup) Tasikmalaya di Pilkada 2020. Acara deklarasi tersebut digelar di Gedung Islamic Center (IC) Kabupaten Tasikmalaya, Jalan Pemda, Singaparna, Tasikmalaya. Sabtu (23/11).

Berdasarkan pantauan awak media, gelaran deklarasi tersebut berlangsung meriah, walau sama sekali tidak jelas tema apa yang diangkat maupun visi misi yang dideklarasikan oleh figur yang diusungnya. Kesan yang muncul dari deklarasi tersebut hanya ingin memperkenalkan sosok saja, terbukti dari tagline yang diusung yakni Berkharisma yang berarti bersama Azies Rismaya. Sama sekali tidak jelas apa yang akan dilakukan olehnya, ataupun program unggulan apa yang ingin dijualnya.

Acara yang sebagian besar dihadiri keluarga karyawan mayasari group ini juga ditenggarai terjadi pembagian uang untuk peserta. Mereka terlihat antri menukarkan kupon kertas berwarna hijau dengan amplop yang diduga berisi uang 20 ribu.

Menanggapi hal tersebut, sejumlah warga menganggap deklarasi itu tidak untuk kepentingan rakyat. Tapi lebih untuk kepentingan gurita bisnis mayasari group sendiri. “Saya tidak melihat visi apa yang akan diusung oleh Pak Azies itu? Mau ngapain kalau jadi Bupati? Mau menyejahterakan rakyat atau menjaga bisnis keluarganya?” demikian ujar Nurohman, salah seorang warga yang hadir menyaksikan acara itu.

Hal lain yang dikecam adalah soal pembagian uang yang begitu vulgar dan mencolok. “Baru deklarasi sudah bagi-bagi uang, bagaimana nanti pas hari pencoblosan. Itu sama sekali tidak mendidik. Jangan biasakan membeli suara rakyat,” ujar Sumantri, salah seorang aktivis mahasiswa Tasikmalaya yang diminta komentarnya.

Selain itu, keluarga Mayasari juga dituding memiliki paham agama yang berbeda dengan warga Tasikmalaya pada umumnya. Menurut Irwansyah, pemerhati pilkada Tasikmalaya, isu tersebut bisa menumbangkan ambisi keluarga itu untuk menempatkan orangnya memimpin Kabupaten Tasikmalaya. “Saya kira isu sial beda paham keagamaan ini tidak bisa disepelekan, ini pilkada bukan pileg, perhatian per kepala orang tertuju pada satu fokus. Jadi kalau isu itu tidak bisa dieliminir, saya kira peluang incumbent untuk menang akan lebih tinggi,” pungkasnya.

Exit mobile version