Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar atau Gus Muhaimin melakukan kunjungan ke RS dr Saiful Anwar (RSSA) Malang, Sabtu (8/10/2022).
Selain menjenguk menjenguk para korban insiden Kanjuruhan yang dirawat di rumah sakit tersebut, Gus Muhaimin yang disambut Wakil Direktur RSSA dr Syaifullah Asmiragani ini mengatakan, kunjungannya kali ini memberi doa, semangat sekaligus memberi santunan kepada para korban.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini berharap tragedi Kanjuruhan ini tidak terulang kembali.
“Saya mengusulkan revolusi total manajemen olahraga, yang meliputi manajemen pengelolaan stadion di seluruh Indonesia maupun pengelolaan supporter sepakbola,” tegasnya.
Menurut Gus Muhaimin, saat ini supporter belum mendapatkan perhatian serius, khususnya di dalam UU Olahraga yang yang direvisi harusnya dimasukkan ke dalam sistem pengelolaan yang akuntable dan terbuka.
Ia juga meminta pengungkapan hasil tim investigasi pencari fakta segera dilakukan mengingat hasilnya ditunggu banyak pihak.
“Saya berpendapat bahwa berolahraga itu untuk menikmati kebahagiaan dan kesehatan, jangan menjadi bencana yang membahayakan,” ujarnya.
Cak Imin juga menanggapi penetapan 6 tersangka oleh Kapolri sebagai itikad baik yang harus dihormati.
“Saya yakin, langkah yang diambil Kapolri sudah seobjektif mungkin dan tidak ada yang ditutup-tutupi,” tukasnya.
Ia juga menyebutkan, bahwa autopsi terhadap para korban tetap tergantung kebijakan keluarga, keamanan dan otoritas kesehatan.
Gus Muhaimin juga berharap semua pihak membantu para korban insiden Kanjuruhan ini.
“Saya berpesan, jangan ada lagi kasus ditarik biaya ambulans seperti yang di Jember itu,” katanya.
Usai menemui wartawan, Gus Muhaimin beserta rombongan bergerak menuju Stadion Kanjuruhan di Kepanjen, Kabupaten Malang.
Wakil Direktur RSSA dr Syaifullah Asmiragani menambahkan, pihaknya tetap melaksanakan penanganan terhadap para pasien ini secara baik dan intensif.
“Menurut catatan hari ini, dari 73 orang yang dirawat, hanya tinggal 12 pasien, dengan perincian 6 orang di ICU dan 6 lagi di High Care Unit,” terangnya.
Menurut Syaifullah, dari 6 pasien di ICU itu ada 4 orang yang kondisinya masih kritis dan harus memakai alat bantu pernafasan.
“Mereka mengalami trauma kekurangan oksigen, yang bisa juga disebabkan karena menghirup gas, karena berdesak-desakan maupun akibat terjatuh dan kemudian terinjak-injak,” jelas Syaifullah.
Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi ini memastikan bahwa semua biaya perawatan para pasien ini ditanggung pemerintah Provinsi Jawa Timur. “Semua sesuai instruksi dari gubernur Jawa Timur,” pungkasnya. (Baca Malang)