Jakarta – Jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih pada 20 Oktober 2019 mendatang, Polri menegaskan telah menyiapkan segala upaya rekayasa pengamanan. Termasuk, mengantisipasi ancaman-ancaman yang bersifat kontijensi.
“Tentunya Polda Metro Jaya sudah melakukan rapat yang dilibatkan TNI dan Polri terkait penyelenggaraan rencana pengamanan rangkaian kegiatan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden yang akan dilaksanakan tanggal 20 Oktober 2019. Tentunya aparat kepolisian bekerja sama dengan TNI sudah melakukan maping, cara bertindak situasi yang sifatnya kontijensi,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, Jumat (11/10/2019).
Brigjen Dedi mejelaskan pola pengamanan dibagi menjadi beberapa ring. Sebab, pelantikan Presiden dan Wakil Presiden akan digelar di Istana Negara Jakarta.
“Untuk pola pengamanan yang utama yaitu istana menjadi obyek utama karena istana menjadi digunakan seluruh proses pelantikan presiden dan sakil presiden terpilih,” jelasnya.
Untuk ring pertama di dalam gedung Istana, pengamanan diserahkan kewenangannya oleh Paspampres. Untuk ring dua, TNI-Polri dilibatkan untuk pengamanan di gedung istana.
“Kemudian di ring tiga adalah halaman istana dan mensterilisasi seluruh kendaraan yang masuk ke istana serta jalur-jalur yang digunakan pak Jokowi,” terang Brigjen Dedi.
Mantan Wakapolda Kalteng ini menambahkan, ancaman-ancaman seperti terorisme menjadi perhatian Polri. Selaim itu, ancaman-ancaman bersifat kecil juga tak luput dari pengamanan TNI-Polri.
“Tentunya terkait ancaman terorisme, itu dari Densus 88 dan Polda Metro Jaya sudah melakukan upaya maksimal untuk melakukan pencegahan agar serangan-serangan tersebut tidak terjadi. Potensi gangguan itu memiliki dinamika yang berbeda, tahun lalu dan sekarang. Kita sama-sama mencoba mendinginkan situasi supaya pada saat acara berjalan dengan aman,” ungkapnya.