Ahmad Mastur (42) menjadi salah satu orang yang terpilih mengemban tugas sebagai Duta Imam Tarawih. Mastur yang masih berprofesi sebagai guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 26 Kepulauan Seribu tersebut merasa bangga bisa ikut menjalankan tugas mulia menjadi imam Salat Tarawih di bulan Ramadan ini.
“B ertugas di Pulau Panggang dan Pulau Pramuka selama 10 hari”
Mastur menuturkan, setelah menimba ilmu agama di pesantren selama enam tahun, dirinya melanjutkan ke perguruan tinggi hingga lulus menjadi Sarjana jurusan Bahasa Arab dari UIN Jakarta.
“Setelah menikahi dengan warga Pulau Pramuka sejak tahun 2006 saya menetap di Pulau Pramuka. Sejak saat itu saya menjadi imam di Masjid Al-Makmuriyah,” ujarnya, Jumat (30/4).
Bapak tiga anak tersebut menjelaskan, dirinya menjadi satu dari 10 Duta Imam Tarawih yang menjalankan tugas di pulau-pulau permukiman di Kepulauan Seribu.
Warga asli Pulau Panggang tersebut merasa bangga bisa menjadi bagian dari program hasil kolaborasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dengan Lembaga Bahasa dan Ilmu Al Quran bersama Baznas Bazis DKI Jakarta.
“Bangga bisa menjadi imam masjid diluar wilayah dan itu terjadi karena adanya surat tugas sebagai Duta Imam Tarawih. Saya akan bertugas di Pulau Panggang dan Pulau Pramuka selama 10 hari,” ungkapnya.
Menurutnya, pelaksanaan ibadah berjamaah di masjid dalam masa pandemi COVID-19 membawa perasaan tersendiri baginya. Namun demikian, dengan keyakinan dan ikhtiar secara maksimal melalui protokol kesehatan (prokes), tugas menjadi imam tetap dijalani dengan ikhlas
“Alhamdulillah, pelaksanaan Salat Tarawih tetap ikut protokol kesehatan sehingga kita merasa aman dan nyaman dalam beribadah,” terangnya.
(bj/wi