NALURI,ID. Sebuah pengakuan telah disampaikan Sandiaga Uno. Pengakuan Sandi akan menentuan masa depannya di panggung politik. Pengakuan itu, bahwa dirinya tidak pernah benar-benar meninggalkan Partai Gerindra.
Sandi mengaku masih memegang kartu tanda anggota dan hanya sekadar non-aktif sepanjang Pilpres 2019 lalu.
Apa yang disampaikan Sandi patut dibaca sebagai keinginannya untuk merebut kursi kepemimpinan partai yang didirikan Prabowo Subianto itu.
Sisi lain, pengakuan Sandiaga ini adalah sinyal kuat yang memperlihatkan keengganannya bergabung dengan partai lain, dalam hal ini Partai Amanat Nasional (PAN), setelah beberapa waktu belakangan ini nama Sandiaga Uno ramai dibicarakan berpeluang menjadi pemimpin partai yang didirikan Amien Rais itu.
Apabila tetap berada di Gerindra, citra Sandiaga Uno akan memudar, itu pendapat sebagian kalangan.
Pun apabila bergabung dengan partai politik manapun yang memberikan dukungan pada Joko Widodo, Sandiaga Uno akan mendapat stempel yang sama dengan yang sudah didapatkan Prabowo Subianto: kolaborator.
Bila kembali ke Gerindra, tidak sedikit yang menyesalkan langkah Sandiaga Uno (juga Prabowo).
Ada setidaknya 68,6 juta suara pendukung Prabowo-Sandiaga yang tersia-sia.
Di sisi lain, keputusan Sandiaga Uno untuk kembali ke Gerindra juga akan melahirkan dinamika baru di tubuh partai.
Selama ini ada dua kelompok pendukung Sandiaga Uno di Gerindra.
Pertama, pendukung Sandi yang memenangkan Pemilu 2019 dan dinyatakan sah duduk sebagai anggota DPR RI. Mereka berusaha mempertahankan Sandi tetap di Gerindra. Bagi mereka eksistensi Sandiaga di Gerindra akan mempermudah kerja politik mereka.
Jenis kedua adalah yang gagal atau tidak terpilih menjadi anggota DPR RI. Mereka umumnya menyerahkan keputusan kepada Sandiaga Uno, namun tidak sedikit pula dari kelompok ini yang berharap Sandiaga Uno bergabung dengan partai lain, dan mereka akan ikut.
Internal Gerindra juga terbelah terkait Sandiaga Uno.
Ada yang mendukung Sandi kembali ke Gerindra seperti Fadli Zon, Fuad Bawazier, Maher Al Qadre, Andre Rosiade, dan Miftah Sabri.
Tetapi ada juga yang memang berharap Sandiaga Uno tidak kembali.
Misalnya faksi-faksi yang kini sedang bergerilya memperebutkan posisi di DPP Gerindra, juga kursi-kursi pimpinan di DPR. Mereka khawatir karir politik tergeser bila Sandiaga Uno menjadi ketua umum partai. [nlr]