WARTA INDONESIA – Kementerian Agama (Kemenag) mencatat 13 jemaah haji Indonesia terpapar virus corona (Covid-19) usai kembali dari Tanah Suci Makkah. Mereka teridentifikasi Covid setelah mengikuti tes PCR setibanya di Indonesia.
“Sudah lebih dari 11 ribu jemaah haji Indonesia yang pulang ke Tanah Air sejak 15 Juli 2022. Dari jumlah itu, ada laporan bahwa 13 jemaah di antaranya terindikasi positif Covid-19,” demikian bunyi keterangan Kemenag dalam laman resminya, sebagaimana dikutip Rabu (20/7).
Menanggapi hal tersebut, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief mengingatkan para jemaah haji Indonesia, khususnya yang masih berada di Arab Saudi untuk tetap mewaspadai potensi penularan Covid-19.
Dia mengatakan bahwa setelah puncak haji ada sejumlah jemaah dan bahkan petugas yang mengalami flu berat, meski sampai saat ini dapat diatasi dengan meminum obat dan vitamin.
“Kami tentu saja di sini terus melakukan sosialisasi dan penyadaran, penguatan kesadaran kepada seluruh jemaah bahwa kehati-hatian tetap perlu dilakukan,” kata Hilman.
Kendati begitu, Hilman mengatakan bahwa untuk saat ini pihaknya belum akan mengeluarkan kebijakan untuk tes antigen kepada seluruh jemaah yang baru tiba di Indonesia.
“Sampai saat ini kita belum mengeluarkan kebijakan untuk tes kepada seluruh jemaah, sebagaimana skenario dulu bahwa tes mungkin dilakukan bagi jemaah yang kedapatan sakit atau mendapatkan gejala-gejala yang memiliki indikasi sama dengan Covid,” ujarnya.
“Selama jemaah itu sehat walafiat dan segar bugar, kita tidak melakukan tes hingga saat ini,” sambungnya.
Hilman menjelaskan ketika tiba di Indonesia, tidak semua embarkasi melakukan tes antigen terhadap jemaah haji. Meski demikian, sudah ada edaran dari Kementerian Kesehatan bahwa agar jemaah yang sudah sampai ke Indonesia dapat mengontrol kesehatan dirinya.
Ia menegaskan bahwa saat ini juga tidak ada aturan karantina sepulang haji. Namun, selama 21 hari mereka tetap dapat memantau perkembangan kesehatannya sendiri.
“Bila ada gejala-gejala, langsung bisa ke tenaga kesehatan,” ujar Hilman.
Hilman turut mengimbau jemaah yang akan kembali ke Indonesia, untuk menyiapkan energi cukup, jangan terlalu kelelahan. Sebab, hal itu dapat menurunkan imunitas.
Padahal, perjalanan pulang ke Indonesia cukup panjang, mulai perjalanan dari hotel ke bandara, masa tunggu di bandara, hingga perjalanan ke Tanah Air.
“Itu juga cukup menyita energi. Hal-hal semacam ini kita harapkan juga harus siap siaga untuk semua petugas dan terutama jemaah,” pungkasnya.