Sejumlah kiai, santri dan tokoh masyarakat di Kabupaten Subang, Jawa Barat mendaulat Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) sebagai calon presiden (capres) 2024.
Selain karena ketokohan dan kapasitasnya, alasan lainnya Gus Muhaimin merupakan satu-satunya pimpinan partai politik (parpol) yang memiliki latar belakang santri. Deklarasi dukungan dilakukan usai pengajian di Majelis Taklim Al Mansyuriah, Pagaden, Subang, Jawa Barat, Rabu (16/6/2021).
Acara deklarasi tersebut dihadiri antara lain KH Abdul Mu`min atau yang biasa akrab disapa Kiai Maung, Pimpinan Raudatul Hasanah; KH Ahmad Taufik Akbar, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Kalam Pamanukan; KH Machfud Romly, Pimpinan Pondok Pesantren Minhajut Thalibin, dan beberapa kyai lainnya.
“Gus Muhaimin presiden, insyaAllah umat terlayani,” ucap peserta deklarator.
Ketua Majelis Taklim Al Mansyuriah KH Sulaiman menyampaikan, sudah sepatutnya santri dan ulama bersatu untuk memilih pemimpinnya di 2024 mendatang. Karena yang mengerti urusan pesantren, santri dan dunia pendidikan secara historis di Indonesia adalah santri. Dan Gus Muhaimin adalah satu-satunya pimpinan partai politik yang memiliki latar belakang santri.
“Kita tahu betapa besarnya peran ulama dalam membangun bangsa dan negara ini. Bahkan spirit perjuangan yang ditularkan mampu membawa Indonesia merdeka,” ujarnya.
Dirinya pun menyatakan dukungannya untuk Gus Muhaimin agar maju sebagai capres 2024. “Saya mewakili kiai di Subang, menyatakan bahwa saya mendukung Gus Muhaimin sebagai presiden 2024,” katanya.
Menurutnya, Gus Muhaimin merupakan sosok yang layak sebagai presiden. “Semoga Allah SWT meridhoi,” tuturnya.
Sementara itu, Kiai Maung dalam ceramahnya menegaskan bahwa Pancasila, NKRI, Undang-Undang Dasar 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan landasan bernegara yang paling tepat diterapkan di Indonesia.
Karenanya, dia meyakini jika ada yang ingin mengusik empat pilar kebangsaan tersebut jelas merupakan musuh negara. Bahkan Pancasila merupakan pengamalan dari Alquran sebagai pedoman umat Islam.
“Yang paling penting adalah saat akan menyekolahkan anak-anak harus tanya ke gurunya. Jangan sampai salah kaprah kemudian menyalahkan orang tua ketika pulang pendidikan,” ujarnya.
Dia meyakini partai politik yang mewadahi aspirasi ulama, kiai dan santri terutama NU adalah PKB. Dia meminta warga jangan ragu untuk membesarkan anak-anaknya dididik oleh kiai NU. “Dalam perjalanan sejarah jelas negara ini dibangun oleh para kiai,” urainya. (wi)