Wartaindonesia.co.id – Magfood menggelar Pelatihan Wirausaha Produksi Aneka Snack, pada pertengahan 12 Juli 2022. Melalui program pelatihan tersebut, peserta diberikan materi yang sangat relevan, mulai dari informasi tentang industri snack, pemilihan bahan baku, pengolahan dan produksi, dasar menyusun SOP (Standard Operating Procedure), cara pengemasan dan penyimpanan produk jadi, perhitungan HPP (Harga Pokok Produksi), Dasar Penyusunan Laporan Keuangan, Pengembalian investasi, hingga penjualan dan jaringan distribusi yang tentunya sangat bermanfaat bagi peserta.
Diungkapkan Yanty Melianty Isa, Founder & CEO PT Magfood Inovasi Pangan, tujuan dari Pelatihan Wirausaha Produksi Aneka Makanan yang digelar di Pusat Pengembangan Produk dan Usaha agar para pelaku dunia usaha bisa mulai membangun dan mempersiapkan “fondasi” usaha yang kuat, sehingga siap menjadi besar. “Diharapkan makin banyak pelaku usaha yang kuat dan berdaya saing tinggi yang mendukung pertumbuhan sektor riil di Indonesia,” ucapnya.
Lebih jauh ia menjelaskan, materi pengolahan snack pada pelatihan ini sangat beragam, mulai dari keripik pisang, keripik kentang, keripik kaca, keripik bayam, nori bayam, fruit leather, tortilla tempe, keripik pangsit, dan masih banyak lagi. Peserta diajarkan cara memilih bahan baku yang berkualitas seperti jenis pisang yang bisa dijadikan keripik, juga kematangan pisang yang baik untuk bahan keripik. Peserta juga diberi informasi berbagai jenis kentang hingga bisa menentukan kentang mana yang cocok untuk bahan baku keripik. Begitu pun dengan pemilihan bahan baku bayam untuk keripik dan mangga dengan jenis dan kematangan yang cocok untuk pembuatan fruit leather.
“Untuk membuat snack dengan rasa yang khas dan melekat di hati konsumen, Anda harus memilih bumbu (seasoning) yang tepat. Proses pembumbuan bisa dilakukan dengan metode dusting atau oil slurry. Magfood Bumbu Tabur Aneka Rasa dan MagFood Bumbu Tabur non MSG bisa diaplikasikan secara dusting (tabur) dan slurry (spray). Tersedia berbagai jenis rasa dengan dua kategori, yaitu sweet seperti green tea dan choco vanilla juga savory seperti garlic, rumput laut, dan masih banyak lagi,” urainya.
Sementara itu, kemasan berfungsi untuk melindungi produk dari kontaminasi luar sehingga bisa memperpanjang umur simpannya. “Pada pelatihan ini, peserta diajarkan memilih kemasan yang tepat untuk produk snack. Yang tak kalah penting, peserta juga mendapat ilmu pelabelan kemasan yang sesuai dengan peraturan BPOM (Badan Pengawas Obat Makanan dan Minuman),” ungkapnya.
Lebih jauh ia menerangkan, pada pelatihan ini, peserta juga mendapat ilmu cara menghitung Cost of Good Manufactured (COGM) atau Harga Pokok Produksi (HPP) yang bermanfaat sebagai patokan untuk menentukan harga jual juga mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Peserta juga dibekali ilmu teori dasar keuangan lainnya seperti Break Event Point (BEP) atau titik impas yang biasa disebut dengan balik modal, mengukur laba atas investasi, dan periode kembalinya modal. “Dengan ilmu keuangan dasar, diharapkan peserta bisa benar-benar memperoleh keuntungan dari bisnis snack yang dijalankan,” pungkasnya.