Corona virus atau Covid-19 telah masuk ke kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. Salah seorang pegawainya positif Covid-19.
Namun pihak rektorat UIN Jakarta dinilai tak responsif dengan masuk Covid-19 ke lingkungan kampus. Tak ada penerapan Protokol Kesehatan untuk mencegah penyebaran.
Malah para pegawai di lingkungan Rektorat UIN Jakarta diharuskan tetap masuk kantor oleh pimpinannya, meski sudah ada pegawai yang dinyatakan positif Covid-19. Sejumlah pegawai mengkhawatirkan kondisi keluarga dan teman-teman lain jika nantinya tertular dan terpapar Covid-19.
Dengan secara terpaksa, para pegawai tetap masuk kerja seperti biasanya setiap hari datang ke kantor di gedung rektorat, kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan.
Hal tersebut berdasarkan informasi yang beredar. Dalam pesan itu, pegawai mengaku tidak ada New Normal bagi pegawai rektorat UIN Jakarta.
Padahal para pegawai itu mempunyai keluarga di rumah agar terhindar dari Covid-19 dan merasa aman dari virus Corona yang mematikan itu. Menurut mereka, sebelum ada pegawai yang terkena Covid-19, mereka ikhlas mengikuti rapat kelulusan selama 3 hari 3 malam. Dan penyusunan anggaran selama 1 minggu penuh sampai pukul 21.00 WIB. Tapi ketika tetap diwajibkan masuk pada saat ada rekan kerja mereka yang sudah terkena Covid-19, mereka mempertanyakan hati nurani pimpinan.
Para pegawai sebenarnya tidak keberatan dengan tugas yang dikerjakan di kantor pada masa sebelumnya. Tapi kini kondisinya terancam karena tetap melakukan tugasnya seperti tidak terjadi apa-apa. Padahal virus Corona sudah masuk ke lingkungan Rektorat UIN Jakarta.
Menurut dia, tidak ada penerapan Protokol Kesehatan dengan baik di UIN Jakarta secara lembaga pendidikan perguruan tinggi, khususnya di gedung Rektorat yang sangat sentral. Setiap orang bebas keluar masuk gedung rektorat melalui lobby, dan tidak ada pemeriksaan suhu, perintah cuci tangan dan sebagainya. Satpam juga hanya duduk-duduk saja.
“Kami di ruang PLKI yang merupakan ruang terdepan lobby rektorat, hampir setiap hari kedatangan orang dan mahasiswa asing tanpa dilakukan cek suhu dan bahkan tidak memakai masker sama sekali. Yang bisa kami lakukan hanya mengingkatkan dan kami tidak bisa menolak siapa yang masuk ke ruangan kami,” ujar sumber dalam keterangan tertulisnya.
Sementara itu, Ketua Gugus Tugas UIN Jakarta Hari Hendarto membantah bahwa di kampus UIN Jakarta tidak menerapkan Protokol Kesehatan dengan baik seperti memakai masker dan dilakukan cek suhu.
“Yang mana yang gak baik, contohnya,” tanya dia balik.
“Sekarang Anda ke UIN soal pengecekan suhu, kan ada satpam, di cek suhunya atau tidak. Kecuali pribadi-pribadi, ada yang gak pakai masker,” ujarnya, Sabtu (29/8/2020).
Ia menyebut tidak mungkin protokol kesehatan tidak dijelaskan dengan baik karena sudah ada aturannya.
“Kalau masuk harus dicek suhu dan cuci tangan. Aturan itu dijalankan untuk pakai masker dan sosial distancing atau physical distancing,” katanya.