Hiroshima University merupakan salah satu national research university terkemuka di Jepang. Menyatukan berbagai institusi pendidikan tinggi di Hiroshima pada 1949, Hiroshima University berdiri di kota yang menjadi salah satu simbol perdamaian dunia. Dikenal dengan reputasinya dalam penelitian dan pengajaran yang unggul, Hiroshima University berkomitmen menyediakan pendidikan berkualitas dan kontribusinya dalam penelitian yang inovatif.
Mengutip dari situs Hiroshima University, perguruan tinggi tersebut fokus untuk mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) dan menjadi penggerak perubahan sosial di Jepang melalui kolaborasi dengan perusahaan dan investor yang membuka jalan bagi masa depan, promosi penerapan inovasi dalam sains dan teknologi untuk menyediakan solusi bagi persoalan yang dihadapi komunitas lokal, serta penyediaan kesempatan belajar bagi para siswa yang termotivasi untuk membentuk masa depan masyarakat.
Sebagai langkah nyata, universitas ini melahirkan inisiatif ‘Town & Gown’ yang mendukung kolaborasi dan kerja sama antara masyarakat, pemerintah lokal, dan Hiroshima University untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, baik bagi kota maupun bagi kampus. Di bawah inisiatif tersebut, universitas berperan penting dalam proses mewujudkan kota yang nyaman untuk dihuni.
Hiroshima University juga menargetkan agar model ini dapat terwujud dengan mengembangkan eksperimen sosial antara kamus dengan area di sekitarnya. Hal ini untuk mewujudkan Society 5.0 dan mentransformasikan wilayah tersebut dan area sekitarnya menjadi Smart Cities.
Perguruan tinggi tersebut juga memiliki program pascasarjana yang disebut the Graduate School of Innovation and Practice for Smart Society untuk mengakomodasi sumber daya yang akan mendesain, mengembangkan, dan mengimplementasikan sistem dan teknologi guna mencapai masyarakat cerdas untuk menanggapi isu-isu sosial di antara beragamnya manusia secara fleksibel, baik untuk skala global hingga masyarakat lokal.
Hiroshima University secara resmi akan memberikan gelar doktorat kehormatan (honorary doctorate degree) kepada Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada 24 September mendatang. Selain menerima gelar Honorary Doctorate, Menperin juga dijadwalkan memberikan kuliah umum di Higashi-Hiroshima Campus, Hiroshima University.
Gelar tersebut diberikan sebagai pengakuan atas kontribusi luar biasa Menperin terhadap sektor industri, dukungan kepada kampus, dan peran strategis Indonesia sebagai mitra Hiroshima University dalam mewujudukan inisiatif global.
Menperin akan menjadi orang Indonesia ketiga yang menerima titel Honorary Doctorate dari Hiroshima University. Penerima titel Honorary Doctorate pertama adalah Hasan Rahaya yang pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat RI dan Dewan Pertimbangan Agung (DPA), yang juga merupakan mahasiswa di Jepang pada masa bom Hiroshima. Selanjutnya, Muhammad Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI 2004-2009 dan 2014-2019. Tokoh lain yang juga menerima gelar tersebut yaitu Helmut Schmidt yang merupakan Kanselir Jerman 1974-1982.