Kunjungi Ponpes Darul Ghuroba Langitan, Menteri PPPA Tegaskan Pesantren Harus Bebas dari Kekerasan Fisik dan Seksual

Warning: mysqli_query(): (HY000/1114): The table ‘(temporary)’ is full in /home/u6998656/public_html/wp-includes/class-wpdb.php on line 2345

Tuban (28/4) — Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi menekankan pentingnya peran pesantren dalam membangun peradaban yang inklusif, ilmiah, dan spiritual, serta mengintegrasikan nilai-nilai kesetaraan gender dalam pendidikan. Hal itu disampaikan Menteri PPPA saat memberikan kuliah umum dengan tema “Pemberdayaan Santri Perempuan Menuju Indonesia Emas 2045” di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ghuroba Langitan.

“Pesantren memiliki peran yang sangat strategis dalam membentuk karakter, akhlak, dan keilmuan para santri, yang kelak akan menjadi penerus perjuangan umat dan bangsa. Membangun peradaban yang inklusif bukanlah tugas yang mudah, melainkan membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak. Sebagai pusat peradaban, pesantren memegang tanggung jawab besar, tidak hanya dalam mengajarkan ilmu agama, tetapi juga dalam menanamkan nilai-nilai keadilan sosial, penghormatan terhadap hak asasi manusia, perlindungan anak, serta pemberdayaan perempuan dalam setiap aspek pendidikan,” ujar Menteri PPPA, pada Minggu (27/4).

Menteri PPPA juga menekankan lingkungan pesantren harus bebas dari segala bentuk kekerasan dan menjadi tempat yang penuh kasih sayang serta aman bagi tumbuh kembang para santri. Pendidikan berbasis penghormatan terhadap hak-hak anak akan melahirkan generasi yang kuat secara mental, moral, dan spiritual.

Lebih lanjut, Menteri PPPA mendorong keterlibatan aktif santri perempuan dalam proses pembangunan pesantren yang ramah anak dan bebas kekerasan. Ia menegaskan, santri perempuan tidak boleh hanya menjadi objek pembangunan, melainkan harus menjadi subjek perubahan yang berkontribusi nyata dalam mewujudkan lingkungan pendidikan yang inklusif.

“Santri perempuan diharapkan dapat menjadi agen Pelopor dan Pelapor dalam pemenuhan hak anak dan kesetaraan gender. Sebagai pelopor, mereka diharapkan mampu memimpin perubahan positif di lingkungan sekitarnya, sementara sebagai pelapor, mereka dapat menyuarakan segala bentuk hambatan dan ketidakadilan yang mereka alami atau saksikan,” kata Menteri PPPA.

Dalam rangka melahirkan ulama perempuan, Kementerian PPPA bekerja sama dengan Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) dan Perguruan Tinggi Ilmu Al Quran (PTIQ) mengadakan Program Pendidikan Kader Ulama Perempuan (PKUP). Program ini setara dengan jenjang S2 dan mendapat dukungan penuh dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), termasuk untuk program short course ke Mesir dan Amerika Serikat.

Menteri PPPA berharap banyak santri dari Pondok Pesantren Darul Ghuroba Langitan dapat mengakses program PKUP ini, sehingga dapat melahirkan ulama perempuan yang berwawasan luas, berpemikiran progresif, berperspektif gender, serta mampu berkontribusi dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Indonesia.

“Saya berharap akan banyak alumni Ponpes Darul Ghuroba Langitan untuk mengakses PKUP. Semoga pesantren ini terus menjadi wadah yang mencetak generasi-generasi penerus bangsa yang cerdas, berakhlak mulia, dan peduli terhadap sesama. Semoga keberkahan senantiasa menyertai perjuangan kita dalam mewujudkan Indonesia yang kita cita-citakan,” pungkas Menteri PPPA.

Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ghuroba Langitan, KH Ubaidillah Faqih menegaskan komitmennya untuk terus mendidik santri dengan nilai-nilai keilmuan, spiritualitas, serta kepedulian sosial yang tinggi. Kegiatan ini diharapkan menjadi titik tolak bagi kolaborasi yang lebih luas dalam upaya memberdayakan santri, khususnya santri perempuan, agar kelak mampu berkontribusi dalam berbagai sektor kehidupan bangsa.

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak yang turut hadir juga memberikan apresiasi atas peran penting pesantren dalam membentuk karakter generasi muda yang tidak hanya berakhlak mulia, tetapi juga cerdas, kreatif, dan mampu bersaing di tingkat global.

Exit mobile version