Vientiane, – Sebagai bagian dari rangkaian agenda KTT Ke-44 dan 45 ASEAN, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin menghadiri pertemuan para pimpinan negara ASEAN dengan pimpinan tiga negara Asia Timur yakni Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Jepang, dan Korea Selatan yang biasa disebut sebagai ASEAN Plus Three (APT). Pertemuan ini digelar di National Convention Centre (NCC), Vientiane, Laos pada Kamis (10/10/2024).
Menurut penuturan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno L.P. Marsudi, pada pertemuan APT tersebut, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin selaku pimpinan delegasi Indonesia menekankan agar RRT, Jepang, dan Korea Selatan menjadi jangkar stabilitas dan kemakmuran tidak hanya di kawasan Asia Timur, tetapi juga di kawasan Asia Tenggara.
“Karena itu, penting agar APT juga dapat memperkuat berbagai mekanisme regional yang tanggap dan adaptif terhadap perkembangan di kawasan. Seperti Chiang Mai Initiative dan jalur hotline antara otoritas maritim untuk merespons apabila terjadi krisis di laut,” ungkap Menlu Retno dalam keterangan persnya di Vientiane usai mendampingi Wapres dalam pertemuan tersebut.
Selain itu, menurut Menlu, Wapres juga mendorong optimalisasi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) untuk mengintegrasikan ekonomi
yang lebih mendalam dan menyambut baik pernyataan bersama APT tentang Konektivitas Rantai Pasok Regional.
“Untuk pertemuan APT ini ada 8 dokumen yang dihasilkan dengan fokus utama yaitu berbagai upaya untuk peningkatan kerja sama ekonomi termasuk terkait rantai pasok dan konektivitas,” bebernya.
Lebih lanjut, Menlu Retno menyampaikan bahwa selain menghadiri pertemuan APT, Wapres juga menghadiri pertemuan ASEAN-Australia. Menurutnya, tahun ini Indonesia menjadi koordinator bagi Kemitraan ASEAN-Australia untuk periode 2024-2027.
“Di tahun lalu [atau] sampai tahun lalu, kita menjadi koordinator ASEAN-US. Jadi
tahun ini sampai 2027, kita menjadi koordinator kemitraan ASEAN-Australia,” ujarnya.
Dalam konteks ini, kata Menlu, mewakili negara-negara ASEAN, Wapres Ma’ruf Amin mengangkat beberapa prioritas kerja sama yang akan didorong. Pertama, di pilar politik dan keamanan, Wapres mendorong kemajuan penanganan
terorisme dan kejahatan transnasional.
“[Kedua] di pilar ekonomi, mendorong implementasi efektif dari berbagai perjanjian ekonomi seperti RCEP, kemudian ASEAN-Australia-New Zealand FTA dan juga Australia’s Southeast Asia Economic Strategy to, ‘to’ nya t-o, 2040,” sebut Menlu.
“Jadi Australia’s Southeast Asia Economic Strategy ini adalah strategi dari Australia yang menjadikan Southeast Asia menjadi salah satu prioritas atau jangkar untuk meningkatkan kerja sama ekonomi sampai dengan tahun 2040,” imbuhnya menerangkan.
Adapun yang ketiga, yakni pilar sosial budaya, menurut Menlu, Wapres mendorong peningkatan kerja sama di bidang pendidikan, budaya, dan peningkatan people to people contact, termasuk optimalisasi ASEAN-Australia Centre.
“Selain tadi mengatasnamakan ASEAN, dalam kapasitas sebagai Indonesia, beliau menambahkan dua hal. Yang pertama adalah pentingnya kita menghindari kebijakan pertahanan yang memicu perlombaan persenjataan dan ketegangan di kawasan,” sebut Menlu.
“Dan yang kedua, Bapak Wapres meminta dukungan Australia untuk isu Palestina, termasuk isu yang terkait dengan pengakuan terhadap Palestina,” tambahnya.
Selanjutnya, sebut Menlu, Wapres juga menghadiri pertemuan ASEAN-India. Menurutnya, kemitraan ASEAN-India telah menjadi bagian penting dalam membangun kawasan yang damai, makmur, dan stabil. Untuk itu pada kesempatan ini, Wapres menekankan peningkatan kerja sama di tiga bidang.
“Pertama, kerja sama maritim, Indonesia mendorong kerja sama konkret di bidang konektivitas maritim, ekonomi biru, termasuk infrastruktur perikanan,” ungkapnya.
Kemudian yang kedua, lanjut Menlu, adalah bidang ketahanan pangan. Terkait hal ini, Wapres mendorong implementasi Komitmen Bersama Penguatan Ketahanan Pangan terutama dalam menanggapi krisis yang telah diadopsi tahun lalu.
“Kita sudah memiliki komitmen kerja samanya tahun lalu, pada saat Indonesia menjadi tuan rumah atau chair ASEAN,” ujarnya.
Ketiga, sebut Menlu, Wapres mendorong penguatan kerja sama ASEAN – India dalam kerangka ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP), khususnya memastikan agar inisiatif India tentang Indo-Pasifik dapat mendukung AOIP yang digagas Indonesia.
“Untuk ASEAN-India ini, ada empat dokumen yang dihasilkan, termasuk komitmen bersama untuk memperkuat kerja sama konkret yang tertuang dalam Comprehensive Strategic Partnership ASEAN-India,” ungkapnya.
Tidak hanya dengan India, menurut Menlu, hari ini Wapres juga memimpin delegasi RI pada pertemuan ASEAN-Kanada. Dalam pertemuan ini, Wapres menekankan dua fokus strategis. Pertama, peningkatan kerja sama ekonomi, termasuk mendorong agar Perjanjian Perdagangan ASEAN-Kanada dapat diselesaikan tahun
depan.
“Kita sedang melakukan negosiasi dan Indonesia berharap negosiasinya dapat diselesaikan tahun depan,” ujarnya.
Kemudian fokus yang kedua, lanjut Menlu, adalah kerja sama ketahanan pangan. Mengenai hal ini, Wapres meminta agar kehadiran kantor pertanian dan agri-pangan Kanada di kawasan Asia Tenggara benar-benar dimanfaatkan untuk mendorong kolaborasi teknologi pertanian dan sistem pangan yang berkelanjutan.
“Untuk ASEAN-Kanada ada dua dokumen yang dihasilkan terkait dengan penguatan konektivitas dan ketahanan kawasan. Jadi secara wrap-up, dalam 7 pertemuan [hari] ini dihasilkan 31 outcome documents,” pungkasnya. (EP-rls)