Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar mendorong Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengevaluasi masalah ketimpangan vaksin dengan cara melakukan perbaikan dan sinkronisasi data ketersediaan stok vaksin di daerah dengan jumlah masyarakat penerima vaksin.
“Saya minta disinkronkan dulu data vaksin kita. Ada berapa stoknya, sama nggak data penerima di daerah dengan di pusat, lalu pastikan distribusinya merata dan tepat sasaran,” ungkap Gus Muhaimin di Jakarta, Rabu, 4 Agustus 2021.
Wakil Ketua DPR RI bidang Korkesra ini juga mendorong Kemenkes meningkatkan pengawasan kepada daerah-daerah dalam melaksanakan program vaksinasi, sehingga program vaksinasi dapat berjalan dengan lancar dan pemberian vaksin dapat mencapai target yang telah ditetapkan.
“Kalau sudah pengawasannnya optimal, ya jangan tunggu-tunggu waktu lagi, segera distribusikan stok vaksin ke daerah-daerah yang saat ini kekurangan stok vaksin,” tuturnya.
Di samping itu, Gus Muhaimin juga meminta Pemerintah berupaya maksimal dalam memastikan ketersediaan stok vaksin Covid-19 di seluruh wilayah Indonesia, baik dengan cara melakukan subsidi silang dari daerah yang banyak memiliki stok vaksin Covid-19 ke daerah yang kekurangan stok vaksin.
Dia juga meminta Pemerintah untuk segera meningkatkan produksi vaksin dalam negeri, maupun mengimpor vaksin dari luar negeri, mengingat kondisi saat ini mendesak dan perlu segera terbentuknya kekebalan kelompok atau herd immunity.
“Sekarang ini bulan kemerdekaan. Harapannya PKB ingin turut serta memerdekakan bangsa ini dari pandemi Covid-19. Dengan apa? Ya salah satunya vaksin itu harus dioptimalkan,” tukas Gus Muhaimin.
Ketimpangan vaksinasi Covid-19 dan distribusi vaksin di Indonesia sebelumnya mendapat sorotan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Menurut WHO, bahkan masih banyak tenaga kesehatan di sejumlah provinsi, seperti Papua, Maluku, dan Sulawesi Tengah yang sama sekali belum mendapatkan vaksin.
Melansir data Kemenkes per hari Selasa, 3 Agustus 2021, total data penerima vaksin ke-1 di Indonesia mencapai 48.106.208 orang. Sedangkan total penerima vaksin ke-2 kini mencapai 21.436.908 orang. Angka ini masih tergolong jauh dari target sasaran vaksinasi nasional sebanyak 208.265.720 orang. (wi)