WARTA INDONESIA – Momentum pemerintah dalam menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dinilai tidak tepat.
Ketua Fraksi PKB DPRD Provinsi Banten Ahmad Fauzi mengatakan momentum kenaikan harga BBM bersubsidi tidak tepat lantaran masyarakat baru bangkit keterpurukan ekonomi akibat pandemi Covid 19.
“Dampak ekonomi pandemi bukan hanya menyasar masayakat tidak mampu tapi berdampak juga pada masyarakat berpenghasilan menengah. Seharusnya kanaikan harga BBM dapat ditahan, sampai masyarakat benar benar sdh bisa membuat mapan ekomominya pasca pandemi covid 19,” ungkap Fauzi dalam siaran pers yang diterima wartaindonesia.co.id, Minggu (4/9).
Fauzi melanjutkan, seharusnya pemerintah bisa melakukan penghematan penghematan dalam pengeluaran negara, sehingga beban APBN tidak terlalu berat. Selain itu, aturan penggunaan BBM bersubsidi bisa diterapkan selain opsi menaikkan harga BBM bersubsidi.
“BBM subsidi hanya untuk kendaraan yang banyak digunakan oleh masyarakat kecil dan kalangan niaga menengah ke bawah. Misalnya pemilik mobil pribadi di bawah 1500 cc, pemilik sepeda motor, mobil angkutan umum, kendaraan angkutan barang kebutuhan masyarakat pokok masyarakat, angkutan hasil pertanian, peternakan dan perikanan, sehingga tidak akan memicu kenaikan harga komoditas yang dibutuhkan masyarakat,” tambahnya.(azh)