CIIDS Gelar ‘Understanding China Conference 2025’

China Institute for Innovation & Development Strategy (CIIDS), sebuah lembaga kajian asal Tiongkok, menggelar konferensi ‘Understanding China Conference 2025’ pada 30 November mendatang.

 

Konferensi digelar di Guangzhou, dihadiri para negarawan, akademisi, pemimpin industri, dan perwakilan organisasi internasional yang akan membahas modernisasi dan visi baru Tiongkok tentang tatanan global.

Dalam konferensi ‘Understanding China Conference 2025’ banyak peserta berasal dari negara-negara Global South yang ingin mempelajari modernisasi Tiongkok dan memajukan konsep komunitas global dengan masa depan bersama. Secara total, 200 perwakilan internasional dari 72 negara dan wilayah turut bergabung di ajang ini.

Di ajang Understanding China Conference 2025, banyak peserta acara berasal dari negara-negara Global South yang ingin mempelajari modernisasi Tiongkok dan memajukan konsep komunitas global dengan masa depan bersama. Secara total, 200 perwakilan internasional dari 72 negara dan wilayah turut bergabung di ajang ini.

Mereka akan membahas empat tema utama konferensi, yakni memperkenalkan Repelita Tiongkok Ke-15 sekaligus meninjau pelaksanaan Repelita Ke-14, mengulas pengaruh global dari modernisasi Tiongkok, menyebarluaskan empat inisiatif global utama yang digagas Tiongkok dan kontribusinya, serta membahas perkembangan Guangdong-Hong Kong-Macao Greater Bay Area yang mencerminkan reformasi dan kebijakan pintu terbuka Tiongkok.

Di Indonesia, CIIDS tengah mendorong pembentukan kawasan kerja sama khusus antara Greater Bay Area di Tiongkok dan DKI Jakarta melalui tiga kawasan industri utama yang berkonsep “Two Countries, Two Parks”.

Pada Mei lalu, sebagaimana tertulis dalam keterangan pers yang diterima redaksi di Jakarta, Kamis (27/11), CIIDS berkunjung ke Jakarta dan membawa delegasi yang mencakup sejumlah perusahaan potensial asal Guangdong-Hong Kong-Macao Greater Bay Area.

“Tiongkok dan Indonesia telah memiliki kerangka kerja sama ‘Two Countries, Two Parks’ yang memberikan fasilitas khusus kepada sejumlah perusahaan yang berada di kawasan industri tertentu di kedua negara,” ujar Vice Chairman & Secretary-General, CIIDS, Wang Boyong dalam kunjungannya ke Jakarta.

Tak hanya di sektor perindustrian, model kerja sama Tiongkok-Indonesia juga merambah sektor pendidikan.

Pada Juli lalu, mantan Menteri Luar Negeri Hasan Wirajuda berkunjung ke kantor pusat CIIDS di Beijing.

“Indonesia memprioritaskan kerja sama dengan Tiongkok, serta mendukung pembentukan kawasan kerja sama khusus yang melintasi batas wilayah dan laut,” ujar Wirajuda, yang kini menjabat Rektor Universitas Prasetiya Mulya

Ia juga menyambut baik potensi kerja sama antara lembaga kajian akademik untuk meningkatkan aktivitas pertukaran antarmasyarakat Tiongkok dan Indonesia.

Exit mobile version