Warta Indonesia
No Result
View All Result
Selasa, 14 Oktober 2025
  • Login
  • Home
  • Daerah
  • Jabodetabek
  • Nasional
  • Dunia
  • Ekbis
  • Hukum
  • Politik
  • Indeks
Subscribe
No Result
View All Result
  • Home
  • Daerah
  • Jabodetabek
  • Nasional
  • Dunia
  • Ekbis
  • Hukum
  • Politik
  • Indeks
No Result
View All Result
Warta Indonesia
No Result
View All Result
Home

Bukan Mane

Warta Indonesia
Senin, 16 September 2019
-- Opini
Bagikan di FacebookBagikan di Twitter

SAYA sudah tiba di Liverpool Jumat siang. Siapa tahu Sadio Mane khotbah Jumat. Di masjid terbesar Liverpool, Al Rahman.

Tapi saya tiba di masjid agak telat. Langsung dari Irlandia Utara. Mendarat di Bandara John Lennon. Musikus itu memang kelahiran Liverpool. Di kota ini pula ia membangun grup The Beatles.

Tiba di masjid, lantai 1 sudah penuh. Naik ke lantai 2. Penuh. Ke lantai 3. Penuh juga.

Khotbah Jumat sudah dimulai. Bukan suara Sadio Mane. Saya kembali ke halaman. Sudah banyak yang menggelar karpet di halaman samping.

Matahari bersinar terik. Tapi udara sejuk. Di bawah sinar terik pun masih harus pakai jaket.

Kebetulan saya baru membeli jaket Liverpool. Dengan jaket itu saya ikut berpanas di halaman. Halaman ini akhirnya penuh juga.

Khotbahnya terdengar dari halaman. Ada pengeras suara. Yang dipasang di luar masjid. Baru sekali ini saya melihat, di dunia Barat. Masjid boleh pasang pengeras suara di luar. Yang suara khotbah dan azan ya terdengar nyaring di perumahan sebelah.

Saya ikut duduk bersila di atas karpet di halaman itu. Saya tidak berani ganggu kanan-kiri saya, bisa mengganggu keseriusan mereka mendengarkan khotbah. Yang hari itu topiknya mengenai LGBT.

Padahal saya ingin sekali bertanya: apakah Sadio Mane sudah datang? Apakah M. Salah juga salat Jumat di masjid ini?

Mungkin Mane sudah di dalam. Di lantai 1. Di barisan depan. Saya kembali melongok ke dalam masjid. Siapa tahu bisa melihat kepala Mane. Yang rambutnya khas itu, diwarnai kuning membentuk garis.

Saya memotret sesapuan. Tidak ada kepala Mane di foto itu.

Lalu saya balik bersama “jamaah telat” di halaman.

Saya pun tidak kecewa. Ini kan salat Jumat. Bukan temu fans sepakbola Inggris.

Masjid inilah yang bikin heboh tahun lalu. Ketika tersiar video Mane. Yang lagi bersih-bersih toilet masjid. Juga ngepel. Tepatnya, ngepel tempat berwudu.

Hari itu pertandingan sepak bola baru selesai. Liverpool lawan ups, saya lupa. Usai bertanding penyerang produktif Liverpool itu ke masjid. Ngepel toilet.

Mane memang muslim. Ayahnya imam masjid. Di Senegal sana.

Mane juga mengaku rajin salat lima waktu. Menyisihkan sebagian gajinya untuk membangun masjid di negaranya. Berikut madrasah di sampingnya.

Selesai salat saya tidak bergegas pergi. Saya perhatikan jemaah yang keluar masjid. Satu persatu. Tidak ada Mane.

Ternyata banyak sekali masjid di Liverpool. Mungkin Mane di tempat lain. Atau entah di mana.

“Saya tidak bisa membayangkan. Kalau saja Mane, atau Salah, ke masjid ini,” ujar anak muda ini.

“Semua bisa minta foto. Sangat terganggu,” tambahnya.

Anak muda ini selalu Jumatan di masjid ini. Asalnya Yaman. Baru selesai kuliah di Liverpool. Ambil jurusan transportasi dan logistik. Ia tunjukkan foto wisudanya di layar HP-nya.

Saya akan ke masjid lain. Besoknya. Atau lusanya. Saya masih tiga hari lagi di Liverpool.

Yang sehari khusus untuk nonton sepakbola, Liverpool lawan Newcastle.

Besoknya, jam 8 pagi, saya sudah siap ke stadion.

Terlalu pagi sebenarnya. Pertandingan baru mulai jam 12.30.

Tapi saya sudah siap. Sudah pakai jersey Liverpool.

Begitu tiba di lobi hotel ternyata sudah ada juga yang pakai seragam Liverpool. Sudah lebih dulu siap berangkat. Ia dari Texas, Amerika.

Ia naik taksi. Taksinya sudah siap di depan lobi. Berarti jam 9 sudah akan tiba di stadion.

Saya akan naik bus kota saja. Murah. Sekali jalan Rp 60 ribu.

Begitu taksi itu berangkat, saya pun ke terminal bus kota. Saya da da orang Texas itu. Saya jalan kaki ke terminal. Kira-kira akan setengah jam. Menurut Google.

Tapi jalanannya asyik. Melewati dermaga kapal pesiar. Kapalnya delapan tingkat.

Saya terus menyusuri Teluk Liverpool. Menuju pusat kota. Terminalnya di dekat Liverpool One, pusat perbelanjaan dan jalan-jalan.

Saya sudah tahu tempat bus jurusan stadion itu: Gate no 4. Sudah sembilan orang di gate itu. Empat orang dari Hongkong. Ada yang dari Jepang. Sisanya orang setempat.

Kali ini saya tidak akan gagal lagi. Saya sudah punya tiket masuk.

Waktu di London saya cari-cari di online. Tapi ada pertanyaan yang saya tidak bisa jawab: tinggal di mana? Alamatnya apa?

Saya lagi nomaden. Hampir tiap hari pindah kota.

Akhirnya saya minta tolong petugas hotel. Langsung dapat tiket itu. Tinggal satu. Harganya Rp 6 juta.

Ya sudah.

Nasib. [**]

Tags: Dahlan IskanDiswayLiverpool

Previous Post

Pemerintah Indonesia Kecam Penyerangan Kilang Minyak Milik Arab Saudi

Next Post

Balikin Formulir PDIP, Nur Azizah Ragu Mundur Dari PNS?

BeritaTerkait

Opini

Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru Indonesia Bebas dari Praktik Korupsi

Rabu, 8 Februari 2023
Hukum

Hukum Harus Tegak, Sekalipun Harus Tangkap Lukas Enembe

Rabu, 21 September 2022
Opini

Sepeda, Pesepeda, Bersepeda Saat Pandemi Peluang dan Tantangan

Rabu, 14 Juli 2021
Opini

Estafet Hijrah

Kamis, 20 Agustus 2020
Load More
Next Post

Balikin Formulir PDIP, Nur Azizah Ragu Mundur Dari PNS?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Warta Terkini

Dari Pantai Natsepa, Wapres Apresiasi Peran Perempuan dalam Merawat Tradisi Kuliner Nusantara

Tinjau BMPP Nusantara 1 Ambon, Wapres Tegaskan Pemerataan Listrik Andal sebagai Fondasi Kemandirian Bangsa

Wapres Dukung Sinergi UMKM dalam Program Prioritas Pemerintah

Wapres Tinjau Layanan Kesehatan dan Pangan Murah Usai Tanam Jagung di Tangerang

Wapres Dorong Inovasi Offtaker untuk Serap Hasil Panen Petani

Tanam Jagung Bersama Polri, Wapres Tekankan Pentingnya “Kerja Keroyokan” untuk Perkuat Kemandirian Pangan Nasional

Wapres Dukung Polri Perkuat Kemandirian Pangan Lewat Penanaman Jagung dan Penebaran Benih Ikan di Tangerang

Wapres Dukung Kebaya Menari sebagai Regenerasi Budaya dan Diplomasi Perdamaian Dunia

Populer

  • Ke Indramayu, Wapres Resmikan Universitas Darul Ma’arif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ratusan Santri dan Mahasiwa Al-Qur’an Universitas PTIQ Gelar Doa Bersama Jelang Pelantikan Prabowo-Gibran

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tinjau Proyek Jalan Tol Rangkasbitung-Cileles, Wapres Pastikan Pembangunan Infrastruktur Berjalan Optimal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jadi Pemimpin Inovatif, CEO Tokopedia Dianugerahi Penghargaan dari The Asian Banker

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Presiden Jokowi Membuka Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2020

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Facebook Twitter Instagram Youtube
Warta Indonesia

Tentang Kami | Redaksi | Disclaimer | Contact

Pedoman Media Siber | Privasi Policy

SOP Perlindungan Wartawan 

© 2021-2024 Wartaindonesia.co.id | Portal Berita & Informasi Indonesia

No Result
View All Result
  • Home
  • Daerah
  • Jabodetabek
  • Nasional
  • Dunia
  • Ekbis
  • Hukum
  • Politik
  • Indeks

© 2021-2024 Wartaindonesia.co.id | Portal Berita & Informasi Indonesia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist