WARTA INDONESIA – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin bersimpuh meminta doa agar sukses dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Hal tersebut dilakukan Cak Imin saat menghadiri haul akbar para sesepuh Pondok Pesantren Al Falah, Ploso, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (6/8) malam. Dalam haul tersebut, sejumlah kiai NU turut hadir.
Kiai yang hadir antara lain mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj; Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar; Pengasuh Ponpes Lirboyo, KH Kafabihi Mahrus; Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin), dan Pengasuh Ponpes Bumi Sholawat Sidoarjo, KH Agoes Ali Mashuri (Gus Ali).
Kemudian ada Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah dan Ponpes Al-Bahjah, KH Yahya Zainul Ma’arif (Buya Yahya); Pengasuh Ponpes Al Falah Ploso, KH Nurul Huda Djazuli, dan sejumlah kiai muda lainnya.
Dalam kesempatan itu, Cak Imin kemudian meminta doa kepada para kiai NU agar sukses dalam Pilpres 2024. Dia bahkan bersimpuh di hadapan para kiai tersebut saat meminta doa.
“Saya bukan kampanye, tetapi saya meminta doa. Pertama, agar perjuangan politik ahlussunnah waljamaah ini mulus, lancar, sukses. Tak perlu saya jelaskan politik ahlussunnah waljamaah itu seperti apa, karena sudah terbukti nyata dan konkret. Politik yang bisa menyelamatkan yang menjaga pilar keumatan Indonesia,” kata Cak Imin dalam keterangan tertulisnya.
Cak Imin juga menyebut bahwa Joko “Jokowi” Widodo bisa menjadi Presiden karena adanya peran kiai dan santri.
Oleh karena itu, dia pun turut meminta doa kepada para kiai untuk bisa mengikuti jejak Jokowi. Hal itu pun diaminkan oleh para santri.
”Dalam kesempatan ini, saya minta doa, minta di-istighosah-kan, nyuwun (minta) ditirakati. Semoga politik ahlussunnah waljamaah tidak hanya menjadi pendorong, penopang, tapi penentu khususnya di Pilpres 2024. Politik ahlussunnah waljamaah di bawah komando saya, insyallah bisa menjadi penentu,” kata dia.
Lebih lanjut, Cak Imin kemudian berbicara mengenai ahlussunnah waljamaah. Menurutnya, politik tersebut sudah terasa nyata sejak era pra kemerdekaan.
Namun, kata dia, politik ahlussunnah waljamaah semakin terasa ketika dilahirkan oleh Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
”Pertama kali yang menyuarakan demokratisasi dan reformasi adalah Gus Dur yang didukung seluruh bangsa. Insyallah kekuatan politik ahlussunnah waljamaah gak bisa dibendung. Begitu kata Gus Dur,” ujar Gus Muhaimin.
Menurutnya, politik ahlussunnah waljamaah juga menjadikan demokrasi Indonesia semakin nyata. Salah satunya dengan adanya pemilihan umum, rakyat bisa memilih langsung calon pemimpinnya.
”Dari zaman 98 dan Pemilu 1999, berkat politik ahlussunnah waljamaah, pemerintah mau tidak mau harus ikut politik Islam rahmatan lilalami karena mampu menyatukan, memenangkan dan menyukseskan progam-program pemerintah. Pada masa-masa sulit bisa lancar menghadapi krisis,” ucapnya.