Jika minum obat pereda nyeri saja tidak ampuh, Anda mungkin butuh antibiotik untuk mengobati sakit gigi. Namun, antibiotik biasanya baru diberikan dokter jika gigi yang sakit menunjukkan tanda-tanda infeksi. Misalnya, gusi meradang, bengkak, dan bahkan muncul kantong nanah (abses). Apa saja pilihan antibiotik yang umum diresepkan dokter?
Antibiotik untuk sakit gigi
Antibiotik adalah obat untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Obat ini terbagi menjadi beberapa golongan atau kelas. Setiap golongan antibiotik memiliki cara kerja yang berbeda untuk melawan bakteri penyebab infeksi.
Namun, secara umum antibiotik bekerja melawan, memperlambat, dan membunuh pertumbuhan bakteri jahat di dalam tubuh.
Ada banyak sekali pilihan obat antibiotik untuk mencegah infeksi akibat sakit gigi. Berikut beberapa jenis antibiotik yang sering diresepkan dokter untuk mengobati sakit gigi.
1. Amoxicilin
Salah satu antibiotik yang paling sering diresepkan untuk mengobati infeksi gigi adalah amoxicillin. Amoxicillin merupakan antibiotik yang masuk dalam kelompok penisilin. Obat ini bekerja membunuh bakteri penyebab infeksi dalam tubuh atau mencegah pertumbuhannya.
Dokter dapat meresepkan antibiotik ini sendiri atau digabungkan dengan antibiotik jenis lainnya. Namun sebelum minum obat ini, pastikan beri tahu dokter bila Anda punya alergi terhadap antibiotik golongan penisilin atau obat jenis apa pun.
2. Metronidazol
Metronidazole tergolong dalam kelas antibiotik nitromidazole yang diresepkan untuk golongan bakteri tertentu. Obat ini terkadang diberikan dengan antibiotik golongan penisilin untuk mengatasi sakit gigi.
Setiap orang mungkin mendapatkan dosis metronidazole yang berbeda. Biasanya dosis obat disesuaikan dengan usia, kondisi kesehatan, respon tubuh pasien terhadap pengobatan.
Antibiotik akan bekerja optimal bila digunakan teratur sesuai yang dianjurkan dokter. Oleh sebab itu, minum obat ini di waktu yang sama setiap hari. Bila Anda merasa mual, Anda bisa minum obat ini bersama dengan makanan atau segelas susu.
Anda tidak boleh minum minuman beralkohol selama minum metronidazole. Pasalnya, alkohol dapat menyebabkan masalah pada lambung dan membuat kondisi Anda semakin buruk.
3. Erythromycin
Erythromycin (eritromisin) dapat diresepkan dokter bila Anda memiliki alergi terhadap antibiotik golongan penisilin. Obat ini masuk dalam golongan antibiotik makrolid.
Sama seperti obat antibiotik lainnya, eritromisin bekerja melawan dan menghentikan pertumbuhan bakteri dalam mulut penyebab sakit gigi.
Obat ini sebaiknya diminum sebelum makan. Pasalnya, obat ini akan lebih mudah diserap ketika lambung Anda dalam keadaan kosong. Akan tetapi jika Anda merasa mual, Anda bisa mengonsumsi obat ini sambil makan atau minum susu.
Obat ini aman untuk dikonsumsi ibu hamil, menurut US Food and Drugs Administration (FDA) badan pengawas obat dan makanan yang setara dengan BPOM di Indonesia. Namun, jangan ragu berkonsultasi ke dokter untuk memastikan kemanan minum obat ini jika Anda sedang hamil atau menyusui.
4. Clindamycin
Bila antibiotik golongan penisilin atau eritomisin tidak ampuh untuk mengobati sakit gigi Anda, dokter dapat meresepkan clindamycin.
Clindamycin adalah obat yang masuk golongan antibiotik lincomycin. Obat ini sering digunakan untuk mengobati jerawat. Namun, dokter juga dapat meresepkan obat ini untuk mengatasi sakit gigi. Obat ini tersedia dalam banyak bentuk, seperti kapsul, sirup, gel, dan lotion.
Minum obat ini dengan sendok takar yang tersedia dalam boks kemasan bila dokter meresepkan obat ini dalam bentuk sirup. Hindari pakai sendok makan biasa untuk minum obat ini, ya!
Hentikan penggunaan obat ini dan segera periksa ke dokter bila Anda mengalami efek samping yang serius. Beberapa di antaranya seperti diare berdarah, mata atau kulit menguning, kesulitan buang air kecil, dan reaksi alergi yang parah.
5. Tetracycline
Obat antibiotik tetracyline juga bisa digunakan untuk mengobati sakit gigi karena penyakit gusi (periodontitis). Obat ini bekerja optimal bila diminum dalam keadaan perut kosong.
Minum obat ini sampai habis sesuai masa konsumsi yang telah diresepkan dokter. Menghentikan pengobatan tanpa izin dokter dapat membuat infeksi yang Anda alami semakin parah.
Bila Anda melupakan satu dosis dan jarak waktu mengonsumsi obat berikutnya masih lama, minum obat ini sesegera mungkin. Namun, bila sudah mendekati waktu dosis berikutnya, Anda bisa melewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal obat biasa.
Tidak semua orang butuh antibiotik
Anda tak boleh asal minum antibiotik untuk mengatasi sakit gigi. Alih-alih cepat sembuh, penggunaan antibiotik yang tidak tepat justru membuat kondisi Anda semakin memburuk.
Penting untuk dipahami bahwa tidak semua masalah gigi dan mulut membutuhkan pengobatan antibiotik. Umumnya antibiotik dibutuhkan bila:
- Anda menunjukkan tanda-tanda infeksi gusi atau gigi. Meliputi demam tinggi, pembengkakan, peradangan, hingga muncul abses di bagian gigi yang bermasalah.
- Infeksi telah menyebar ke bagian tubuh lain.
- Anda memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Entah karena faktor usia atau punya riwayat medis tertentu. Misalnya kanker, AIDS/HIV, diabetes, dan lain sebagainya.
Sebelum meresepkan obat antibiotik, dokter akan memeriksa kondisi mulut Anda terlebih dahulu. Dokter akan mengamati gigi, gusi, dan rongga mulut Anda secara menyeluruh. Selama pemeriksaan, dokter biasanya akan menanyakan seputar riwayat kesehatan dan kebiasaan Anda menyikat gigi.
Pastikan Anda memberi tahu dokter tentang riwayat medis yang Anda miliki. Salah satunya bila Anda punya riwayat alergi terhadap jenis antibiotik tertentu.
Selain itu, beri tahu dokter juga perihal obat-obatan yang sedang rutin diminum setiap hari. Termasuk vitamin, suplemen makanan, obat resep dari dokter, obat bebas, hingga obat herbal.
Aturan minum antibiotik untuk sakit gigi
Minumlah obat antibiotik sesuai dengan yang dianjurkan dokter. Supaya obat bekerja lebih optimal, minum obat di waktu yang sama setiap harinya.
Anda tidak boleh menambahkan atau mengurangi dosis obat tanpa persetujuan dokter. Jadi, jangan berhenti minum obat antibiotik meski gejala yang Anda alami sudah hilang atau kondisi Anda mulai membaik. Sebaliknya, tetap lanjutkan minum obat sesuai dengan yang dianjurkan oleh dokter.
Penggunaan antibiotik disesuaikan dengan usia, kondisi kesehatan, keparahan penyakit, hingga respon pengobatan. Hindari memberikan obat ini pada orang lain, meski mereka juga memiliki gejala yang sama dengan Anda.
Penggunaan antibiotik yang sembarangan dapat meningkatkan risiko resistensi antibiotik. Jika sudah begini, penyakit yang Anda alami akan lebih sulit untuk diobati. Jadi, berhati-hatilah dalam menggunakan antibiotik.
Jangan ragu untuk bertanya langsung ke dokter bila Anda belum paham betul terkait cara pakai obat antibiotik. Tanyakan juga ke dokter bila Anda lupa berapa banyak obat yang harus diminum setiap harinya. Dokter akan dengan senang hati untuk menjawab dan menjelaskan pertanyaan yang Anda lontarkan.
Bila Anda mengalami keluhan tertentu, segera lapor ke dokter. Dokter dapat mengubah dosis atau jenis obat yang Anda minum.